Mohon tunggu...
Isbat Amrullah
Isbat Amrullah Mohon Tunggu... Lainnya - Kebumen

Masih berproses menjadi pribadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD

28 November 2022   16:05 Diperbarui: 28 November 2022   16:07 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD

Tempuranduwur, Wonosobo (22/11) – Pada minggu keenam Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo melakukan salah satu program kerja yaitu “Pelatihan Pembuatan Ecoprint”.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di SDN 1 Tempuranduwur dan diikuti oleh siswa kelas 5 dengan jumlah 29 siswa. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan dukungan guru-guru yang antusias dengan program pelatihan pembuatan ecoprint. Pemilihan program pelatihan pembuatan ecoprint didasari dengan banyaknya potensi tumbuhan yang ada di Desa Tempuranduwur. Potensi tersebut coba dimanfaatkan oleh sobat GIAT 3 desa Tempuranduwur sebagai pilihan motif dalam pembuatan ecoprint. Adanya pelatihan pembuatan ecoprint bertujuan agar para siswa dapat melatih keterampilan dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar.

Ecoprint sendiri merupakan teknik memberi pola atau motif pada bahan atau kain dengan menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan. Bahan tersebut dapat berasal dari bagian tumbuhan seperti kulit batang, daun, bunga ataupun bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen warna dan bentuk yang menarik. Adapun kain yang baik untuk dijadikan bahan pembuatan ecoprint biasanya berjenis katun dan sutera. Teknik dalam pembuatan ecoprint dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, teknik pounding (dipukul), teknik steaming (dikukus), dan teknik fermentasi daun.

Dalam pelaksaan program pembuatan ecoprint ini sendiri bagian tumbuhan yang digunakan yaitu daun. Daun yang digunakan berupa daun papaya jepang untuk motif utama dan daun-daun lain seperti daun kelor, serta daun lain yang ditemukan di lingkungan sekitar. Kain yang kami gunakan berupa kantong-kantong kecil dari bahan belacu. Pemilihan bahan tersebut bertujuan agar dalam pembuatan ecoprint dapat mempermudah siswa. Setiap dua siswa akan mendapatkan 1 kain kantong yang memiliki dua sisi. Sisi depan untuk satu anak dan sisi belakang untuk satu anak lainnya.

Pembuatan ecoprint di SDN 1 Tempuranduwur menggunakan teknik pounding (dipukul). Dalam pelaksanaan program diawali dengan penjelasan mengenai “Apa itu ecoprint?”, “Apa manfaat membuat ecoprint?”, dan penjelasan umum lainnya. Siswa juga diperkenalkan terlebih dahulu mengenai alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan ecoprint. Adapun alat dan bahan yang digunakan berupa kain belacu (kantong kecil), plastik, palu, beberapa jenis daun, tawas, air, ember dan sendok.

Dalam pembuatan ecoprint, hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Dalam menyiapkan alat dan bahan, siswa dibantu oleh sobat GIAT  dengan membagikan alat dan bahan kepada para siswa. Setelah mendapatkan semua alat dan bahan, plastik diletakkan di dalam kantong 1 lalu daun ditaruh di atas kain kantong (di bagian luar). Pada atas daun ditutup dengan plastik lagi. Hal ini bertujuan agar ecoprint yang dihasilkan lebih bagus. Bagian daun yang telah tertutup plastik dipukul dengan palu hingga rata. Setelah daun dipukul rata, daun yang menempel di kain kantong diangkat dan dibersihkan agar tidak ada yang tersisa di kain kantong. Lalu ditunggu hingga warna pada daun tersebut kering yang nantinya akan diawetkan.

Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD
Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD

Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD
Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD

Pengawetan hasil ecoprint dilakukan menggunakan larutan air tawas. Pengawetan diawali dengan menyiapkan air 1 L dan tawas 1 sendok makan (15 gram). Jika motif yang dicetak pada kain kantong dirasa sudah cukup cantik, rendam kain kantong dalam air tawas selama 30 menit. Proses ini disebut fiksasi yang bertujuan agar zat warna daun dapat bertahan lama pada kain kantong. Kemudian, kain kantong dikeringkan dengan cara dijemur.

 

Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD
Ecoprint, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Tempuranduwur Melatih Kreativitas Siswa SD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun