Indonesia telah berusia 75 tahun sejak di kumandangkannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Proklamator Ir. Soekarno dan Mohamad Hatta di Pegangsaan Timur Jakarta. Perjuangan yang melelahkan di rintis oleh para tokoh kemerdekaan. Pengalaman di asingkan di daerah terpencil seperti Ende dan Bengkulu tidak membuat patah arang, beliau tetap beraktifitas, memotivasi dan menulis.
Perjalanan Panjang Indonesia merdeka mengalamai pasang surut dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Pencarian bentuk negara yang sekarang telah mengalamai perbedaan pendapat dengan beberapa tokoh agama, tokoh bangsa. Inisiatif DPR yang merancang RUU HIP mengalami penolakan dari para tokoh. Inilah salah satu pertentangan yang di hadapi Indonesia merdeka setelah 75 tahun.
Sebelumnya Indonesia mengalami Pemberontakan PRRI, Penghianatan yang dilakukan oleh PKI. Sejarah kelam yang selalu di hembuskan oleh orang-orang yang tidak senang dengan kemapanan pemerintahan. Demo penyampaian pendapat yang dilakukan oleh para mahasiswa sejak peristiwa malari sampai pada gerakan Reformasi membuat bangsa ini hampir terpuruk. Pengalihan kekuasaan dari Era orde baru ke Pemerintahan Reformasi yang di pimpin oleh Teknokrat BJ. Habibie mengalami kritik tajam dari tokoh reformasi karena Habibie tidak lepas dari murid Soeharto.
Krisis ekonomi sejak tahun 1998 dan berlanjut di tahun 2008 membuat bangsa ini semakin dewasa dalam menghadapi segala rintangan yang terus menghantam. Saat ini wabah Covid-19 mengancam krisis ekonomi yang lebih parah. Peristiwa-peristiwa tersebut harus di hadapi oleh seluruh komponen bangsa, karena Pemerintahan Jokowi tidak bisa berjalan sendiri, harus di dukung oleh seluruh komponen bangsa mulai dari rakyat biasa sampai kepada para pengusaha besar di Tanah Air.
Sebagai rakyat harus sadar, minimal memenuhi anjuran pemerintah dengan menggunakan masker pada setiap aktifitas di luar. Para pengusaha terus berusaha agar pertumbuhan ekonomi terus bergerak dan tidak diam.
75 tahun Indonesia Merdeka bukan lah perjalanan yang sesaat tetapi penuh liku dan panjang. Biarlah sejarah kelam perjalanan bangsa menjadi sebuah pengalaman dan jangan rerulang kembali. Mari kita rajut kebhinekaan dengan berpegangan tangan untuk mewujudkan Indonesia yang berkeadilan dan rakyatnya sejahtera.
Cita-cita luhur yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa dan di akhir pembukaanan yaitu dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rayak Indonesia bisa segera terwujud. Aamiin. (IDT).