Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sedekah Itu Pembebasan

9 Mei 2020   01:20 Diperbarui: 9 Mei 2020   01:13 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar Bersedekah

Bagaimana dengan anjuran dan ajaran yang membolehkan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan?

Dikembalikan lagi pada substansi sedekah atau secara umum perbuatan ibadah yang lain.Jika terang-terangan dengan maksud syiar, menjadi teladan niat yang baik. Tapi seketika diboncengi dengan kepentingan pribadi, terkait citra diri dimata orang lain, itu kembali menjadi kesia-siaan.

Secara logika, ketika kita bersedekah dengan masih dikotori niat selain ridho Allah, apapun itu berarti level kita masih belajar sedekah. Belum di level bersedekah. Hanya kita berdoa semoga belajar bersedekah juga mendapat point pahala daripada di bawa dalam level sedekah tapi sia-sia. Orang yang sudah sampai pada level keikhlasan tertinggi, sudah tidak terikat dengan segala macam materi duniawi. Seberapapun berlimpah harta yang disedekahkan, tidak diingat lagi. Secuilpun.

Orang-orang dilevel itulah yang bisa leluasa bersedekah secara terang-terangan. Karena tidak ada lagi yang dicari dan dicinta di dunia selain cinta pada Allah SWT. Artinya, jika kita masih memiliki cinta pada banyak hal terkait materi dunia, belumlah layak untuk bersedekah secara terang-terangan. Belajar bersedekah bolehlah...ayokk belajar, karena belajarpun bisa mendatangkan kebahagiaan.

Connecting Happiness

Apa implikasinya dengan 'connecting happiness'. Sedekah adalah berbagi, karena saat memberi sedekah ada yang diberi. Keikhlasan, ketulusan sedekah itulah menurut saya yang bisa dibaca oleh penerima sedekah. Kebahagiaan pemberi sedekah akan hadir saat menyerahan sedekah dengan diiringi keikhlasan. Kebahagiaan itu bagai medn magnet yang dengan segera bisa dirasakan oleh orang-orang disekitarnya. Senyum tulus dengan menatap penuh penghargaan akan melahirkan kebahagiaan baru dari orang yang diberi, diperhatikan.

Orang yang berbahagia saat sedekah tidak mengingat lagi kuantitas secara materi barang yang dsedekahkan, tetapi lebih tertarik pada interaksi kedekatan sosialnya dan respon yang dberi. Kebahagiaan spontan yang terpancar dari gestur dan sikap orang yang diberi sedekah, juga aan langsung bisa dirasakan oleh pemberi sedekah. Medan magnet kebahagiaan semakin kuat karena sinergi positif dari kedua belah pihak. Fenomena yang sama ketika orang lain yang menyaksikan turut tersenyum karena tersentuh. Senyumnya adalah ekspresi kebahagiaan.

Ajaran Islam tentang sedekah begitu indah. Tapi keindahannya sendiri harus dibarengi dengan niat tulus, bersih dan suci hanya berharap ridho Allah SWT tanpa dibarengi dan diboncengi niat yang lain. Keindahan dari sedekah berimplikasi pada menyebarnya kebahagiaan pada masyarakat yang lebih luas. Kesadaran sedekah yang membahagiakan akan semakin dinikmati oleh kalangan masyarakat yang secara ekonomi memiliki keterbatasan. Mereka juga akan tertular bahagia. Bahagia bukan saja karena ada sedikit rejeki berupa materi, Tetapi bahagia lebih karena perhatian dan kasih sayang dari sesama manusia.

Manusia yang tidak bersedekah adalah manusia yang kesepian. Walau harta berlimpah, jika tidak bersedekah, sia-sia hartanya karena tidak bercahaya dan bervibrasi, tidak berdampak pada orang-orang disekitarnya. Kebahagiaan itu masih tertutupi nafsu. Nafsu duniawi yang membelenggu. Jadi maknai sedekah sebagai pembebasan maka kita akan bahagia.

Jadi apakah saya sudah bersedekah? Insya Allah saya belajar lupa. Saya belajar mengingat rasa bahagia di hati timbul karena melihat orang lain bahagia. Bahagia kita membawa kebahagiaan bagi sesama jika kita berbagi rasa. Hanya itu urusannya. Dan hanya ini yang sanggup saya tuliskan tentang sedekah, Connecting Happiness, walau sudah terlambat hari.

Semoga kita semua berbahagia.

alifis@corner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun