Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Iklan Terbaik di Ramadan adalah...

6 Mei 2020   16:31 Diperbarui: 6 Mei 2020   16:30 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada tempat yang tidak diisi iklan. Dimanapun ada unsur keberadaan manusia, disitu ada iklan. Iklan memiliki algoritma tersendiri untuk menyasar targetnya. Kemanapun, dimanapun. Apalagi di era teknologi industri 4.0, iklan pun hadir menyelinap di ruang yang sangat pribadi. Kamar tidur, kamar mandi, bahkan alamat email kita. 

Bagaimana ponsel kita? Wah kalo iklan ibarat wabah Covid19, inilah pusat pandemi dengan berbagai turunan klusternya.  Kemunculannya pun sesuai dengan suasana hati kita. Ritme aktivitas keseharian kita. Sadar tidak sadar, iklan telah menjadi bagian tak terpisahkan di pola 24 jam aktivitas manusia.

Bulan Ramadan adalah momen, even akbar umat manusia sedunia. Tak bisa dipungkiri inilah, even terbesar sejagat raya. Bahkan, meliput seluruh alam semesta.  Allah sendiri yang memerintahkan orang beriman untuk berpuasa di bulan Ramadan. Dampaknya pun melampaui sekat-sekat suku bangsa, ras, bahkan agama. Anda bisa perhatikan momen puasa Ramadan, juga menstimulasi berbagai kegiatan yang tidak hanya dilakukan umat Islam.

Semakin besar, gebyar dan akbar even semakin berebut pengiklan meluncurkan iklan yang kreatif, inovatif dan mampu menggelitik hasrat masyarakat dengan tujuan akhir menjadi peminat, partisipan, penikmat, bahkan user/konsumen produk yang diiklankan.

Iklan yang menarik adalah yang mampu menstimulasi seluruh indera manusia untuk tertuju padanya. Iklan makanan dan minuman di bulan Ramadan secara visual gemerlap dan sangat manusiawi terkait  rasa lapar dan dahaga. Atau dengan pendekatan konten berupa sebuah cerita fragmen kemanusiaan yang menyentuh, yang menggiring imajinasi dan alam bawah sadar menyukai dan berempati. merasa memiliki dan ujung-ujungnya terpengaruh untuk membeli. Sampai disini rasa tertarik, tersentuh timbul.

Iklan belanja online dengan berbagai potongan harga dan free biaya pengiriman juga berseliweran seiring dengan semakin terbatasnya mobilitas manusia akibat PSBB dan lockdown diberbagai wilayah dan negara. Ini bermanfaat. Memberi kemudahan, sesuai keadaan dan juga kebutuhan. Saya jadi berpihak walau tidak serta merta sampai terkesan.

Kalau dari sisi sentuhan rasa dan nurani, hampir semua iklan Ramadan menyisir aspek kemanusiaan yang paling suci tersebut.Bukankah bulan Ramadan bulan amaliah, bulan silaturahmi, bulan ibadah dan bulan seribu bulan. Banyak iklan baik dari ategori ini.

Iklan Terbaik adalah ...

Dari berbagai iklan yang dominan saya jumpai di ponsel baik yang menyelip melalui browser, aplikasi youtube, media online yang membuat saya terhibur, tertarik, terkesan bahkan terbaik di bulan Ramadan adalah iklan yang sesuai dan selaras dengan hasrat, hobi, minat serta sinkron ruang waktu aktivitas keseharian saya. Sangat subjektif. Fair. Saya tidak akan membohongi diri sendiri.

Umur saya sudah hampir setengah abad. Suka membaca, menulis dan berkebun. Hampir setiap saat berinteraksi dengan bacaan. Sudah hampir 3 tahun terakhir tak tertarik melihat acara televisi. Terlalu banyak iklan. Lebih memilih melihat channel informatif seperti National Geographic. Tidak lagi main game, padahal dulu sangat getol. Lebih intens membaca dan menulis.

Maka iklan yang cerdas dan mencerdaskan yang saya pilih. Tidak semua iklan cerdas. Lebih banyak iklan yang cenderung bombastis, dramatis, menggoda bahkan kadang cenderung kurang etis. Di usia menjelang 50-an, kita mungkin sudah sangat rasional terhadap iklan seperti ini. Pesan yang dibawa pun tidak sulit dbaca.  

THR Kompasiana (kompasiana.com)
THR Kompasiana (kompasiana.com)

Pilihan saya untuk iklan cerdas, terkesan dan terbaik di bulan Ramadan adalah iklan THR (Tebar Hikmah Ramadan) Kompasiana.  Iklan tersebut bukan hanya menarik tetapi juga  mampu menyentuh aspek intelektualitas manusia. Iklan lain umumnya persuasif dan manipulatif untuk membujuk kita menjadi konsumen dan pengguna. Tetapi THR Kompasiana lain. Rasa dan logika kita dibujuk dan ditantang untuk mengembarakan akal dan nurani selama Ramadan sambil mengukur sejauh mana aspek afektif,  kognitif, dan psikomotorik diri kita bisa dieksplorasi, mampu dioptimalkan dengan menuangkan  ide-ide kreatif dalam bentuk karya tulisan utuh atau audiovisual.

Dengan iklan THR Kompasiana itu, saya tergerak dan semangat kembali untuk menulis di Kompasiana. Dari tanggal bergabung saya termasuk angkatan lama, 25 Januari 2010. 10 tahun yang lalu. Tapi sudah sangat jauh tertinggal dengan penulis yang lebih muda. Tercatat di 2018 saya menulis  3 artikel (Cukupkan diri sejenak, Ghost Fleet dan Logika Biner, Safana Amfoang). 

Di 2019 menulis hanya 1 artikel (Jadi 5 Juni, idul Fitri ?), dan di 2020 sampai 05 Mei kemarin sudah menulis 13 artikel. Artinya terbukti dan tak terbantahkan saya sangat dipengaruhi oleh iklan THR Kompasiana secara logis dan bukti empiris. Wabah covi19 turut mengkondisikan saya untuk merajut lagi tulisan di kompasiana.

Dampaknya waktu saya menjadi lebih terpola dan memanfaatkan waktu luang menjadi lebih konstruktif. Mendokumentasikan kisah yang mungkin bisa memberi manfaat bagi yang membaca. Saya bisa banyak belajar dengan membaca dan menyelami kisah-kisah dan opini dari begitu banya penulis dengan tulisan yang berkualitas. Bahkan ada pelang ingin memperluas pertemanan di jejaring Kompasiana.  Yang istri dan anak-anak ikut senang adalah waktu saya juga lebih bermanfaat karena menuliskan sesuatu yang bermanfaat.  Bahkan saling mendukung saat mengambil video memasak. Hahaha. Tidak terpengaruh atau terbawa liarnya arus media sosial yang brutal. Hmm.

Ah, pasti berharap menjadi pemenang di Samber (Satu Ramadan Bercerita) THR Kompasiana? Itu adalah bonus jika memang menjadi keputusan panitia. Hal yang secara logika tidak mungkin bagi peulis lama berstatus debutan. Terlalu mimpi. Tapi yang paling saya harapkan adalah bisa menulis rutin, berkesinambungan tidak hanya di Samber sehingga bisa menyehatkan logika dan nalar otak, mengasah rasa dan naluri kemanusiaan saya. Aamin YRA.

Salam Ramadan, salam sehat.

alifis@corner

060520

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun