Jangan dipertanyakan lagi tenaga medis. Mereka menjadi superhero saat ini. Hormati sepenuh hati. Tempatkan kejujuran diatas segalanya saat di dekat mereka. Demikian juga tim aparat. Patut diacungi jempol ketika aparat terpadu menyetop dan memaksa kembali ke jakarta mobil warga yang bermaksud mudik di pintu keluar Tol Ngawi seperti ditulis detik. Secara perasaan mungkin ada konflik batin, tapi ketegasan amat diperlukan disaat ini.
Bayangkan virus sedang menyebar ke daerah-daerah bersamaan dengan pemudik yang pulang kampung. Yang betul-betul berniat pulang kampung, keluar saja dari pekerjaan. Minta dipecat, sertakan surat keterangan. Urusan nanti selesai wabah, nanti balik ke kota, toh tidak ada kaitan dengan konsekuensi logis dari pertanggungjawaban istilah. Toh saat itu wabah Covid19 sudah selesai. Ini saran nakal yang tak ideal. Jangan diikuti. Proyeksi ke depan ekonomi tidak akan pulih cepat, jangan berspekulasi.
Yakin wabah ini segera selesai dengan kebijakan Pulang Kampung YES, Mudik NO!!! Yang jelas ada resiko di depan mata dalam jangka waktu 1 bulan kedepan. Mei benar-benar jadi parameter apakah Covid19 betul tertangani atau salah strategi. Dari semua model simulasi saintis menyatakan bahwa kalau (1) Pemerintah tegas dengan social/physical distancing dan (2) warga mengisolasi diri sesuai ketentuan maka wabah akan tertangani, puncak siklus melandai dan berangsur pulih paling lambat Juni. Itu kalau semua konsisten, bertanggungjawab dan bersinergi. Kalau...
Fix, masa depan itu hanya layak didekati dengan kata 'kalau'. Manusia sesungguhnya tidak elok terlalu berandai-andai. Itu ajaran agama. Yang utama saat ini, di rumah aja. Lebih bijak, lebih prospek untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain.
Konstruksi kemanusiaan di tengah wabah Covid19 memang akhirnya harus digeser, bukan berarti mengabaikan hak-hak individu. Tindakan harus tetap mengedepanan kemanusiaan.
alifis@corner 24042020 23:22
#Ramadhan #1