Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ghost Fleet dan Logika Biner

28 Maret 2018   13:20 Diperbarui: 29 Maret 2018   12:53 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: karya Rebecca Mock

Ghost Fleet, kapal hantu menggemparkan Indonesia! Fenomenal, walau ga sementereng The Flying Dutchman, kapal hantu di Pirates of the Caribbean.

Ghost Fleet hanyalah judul dari sebuah buku novel. Novel fiksi dengan latar perang dunia ketiga yg melibatkan 3 negara besar, yakni Tiongkok, Amerika Serikat dan Rusia di tahun 2030-an. Salah satu penulisnya, Peter Warren Singer adalah seorang peneliti politik dan perang, tentu amat wajar isinya cukup representatif terkait dengan konstelasi geopolitik wilayah Pasifik dalam perebutan cadangan energi minyak bumi.

Tengok dua karya Singer yang lain di amazon.com. "Wired for War: The Robotics Revolusioner and conflict on the 21centurys" dan "Cybersecurity and Cyberwar. What Everyone Needs to Know". Karyanya tidak jauh dari perang, hegemoni politik global, teknologi perang mutakhir, dan artificial intelligency. Semuanya best seller!

Selain itu, Singer dikenal sebagai editor lepas dari majalah sains dan teknologi, "Popular Science". Sah, artinya Singer bukan penulis biasa, dan "A Novel of The Next World War. Ghost Fleet" bukan karya "kacangan".

Aslinya, urusan yang satu ini, Singer juga bukan yang pertama. Jared Diamond, ilmuwan asal Amerika Serikat (peraih penghargaan bergengsi Pulitzer 1997), dalam sebuah pidatonya pernah mengatakan bahwa negara seperti, Indonesia, Kolumbia dan Filipina, adalah contoh termasuk peradaban yang sebentar lagi akan punah. Nah loh,

Kok "Ghost Fleet" bisa ramai dan fenomenal di Indonesia?
Pertama. Indonesia musnah. Ada secuplik alur cerita yg menyebut Indonesia. Itu jelas, walau bukan plot utama. Anggaplah peran pelengkap, tapi yang tidak enak. Mengapa?

Ada gambaran tentang hancurnya negara Indonesia di tahun 2030. Pada masa yang digambarkan (12 tahun ke depan) itu, Indonesia ditulis sebagai negara yang "gagal", terjadi kekacauan di mana-mana, dan yang bikin baper adalah terjadinya perang di Timor. Nah Loh!? ini khan di wilayah yang saat ini kupijak. Kenapa di Timor? Singer yang punya data dan argumen. Menyangkut sengketa Celah Timor yg kaya minyak? Atau kerusuhan regional terkait chaos ekonomi, politik? Dalam negeri atau konflik perbatasan? Kita tidak tahu, hanya berharap hal tersebut tak terjadi. Semua bersifat prediktif dan asumtif.

Kedua. Sosok Prabowo.
Yang mengungkap Indonesia yang berkeping-keping di 2030 adalah sosok penting di Republik ini, Prabowo. Sosok negarawan yang saat ini dlm posisi sebagai mitra kritis pemerintah. Berbagai respons muncul atas ungkapan Prabowo yang mungkin lebih bermaksud sebagai bentuk "kewaspadaan" masa depan Indonesia, menjadi konten yang entah disengaja atau tidak menjadi bernada negatif, pesimistis, dll. Sepertinya karakter itu tak lucu mampir di profil Prabowo yang selama ini dikenal tegas, wibawa, dan teguh pendirian.

Tapi, wong cilik kayak saya, tentu tak bisa menjangkau lebih dalam. Franklin Roosevelt bilang, "Dalam politik tidak ada kejadian yang tidak direncanakan/insidentil. Meskipun itu terjadi, maka yakinlah, itupun direncanakan agar terlihat seolah insidentil".

Ketiga. Ini Tahun Politik, Broo ....
Apapun yg terlontar di publik berkaitan dengan kekuasaan, politik, kepentingan publik, perekonomian, demokrasi, hak asasi, kedaulatan rakyat, dan lain lain, pasti ramai diperbincangkan. Sekian tera byte (TB) data digital tiap waktunya digelontorkan dari jempol-jempol yang bercuap-cuap, tarik ulur argumen dan kepentingan. Di tahun ini, tidak ada lagi kata yg tdk dimaknai. Semua kata menjadi bersayap, bak kupu kupu yg melayang entah ke mana tujuan...hehehe.

Keempat. Publik Terbelah.
Samuel Huntington tahun 1992 pernah mengatakan bahwa dunia akan menghadapi fenomena Clash of Civilization setelah perang dingin usai, teori itu mengatakan bahwa identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia di masa depan. Meski dikritik banyak orang, teori Huntington tersebut nampak ada benarnya juga ketika kita melihat berbagai konflik yang terjadi di dunia saat ini.

Namun ketika saat ini internet dan media sosial tidak bisa kita pisahkan dari kehidupan sehari-hari, benturan-benturan peradaban justru terjadi dalam skala dan ruang lingkup yang kecil, bukan lagi benturan antar bangsa atau antara peradaban, tapi yang terjadi adalah benturan antar kelompok masyarakat atau bahkan antar individu. Alvara Research Center menyebutnya Clash of "We". Silahkan klik untuk membacanya, [Clash of We]

Masyarakat menjadi semakin terbelah antara aku atau kamu, antara kami atau mereka. Perdebatan tidak produktif semakin kerap terjadi, perdebatan itu bukan lagi untuk mencari yang benar atau salah tapi lebih menjurus pada menang-kalah. Kita pada akhirnya hanya akan mencari informasi yang cocok dengan keyakinan kita dan kita akan merasa puas apabila menemukan informasi yang mendukung argumentasi kita dalam mengalahkan pihak "lawan" meski informasi itu tidak jelas sumber dari mana.

Cermati di medsos. Menurut survei tahun 2015, 37,8% (93,4 juta jiwa) warga Indonesia sudah terkoneksi internet dan dominan dinikmati oleh anak muda. Tahun depan, 2019 diprediksi menjadi 133,5 juta jiwa. Woow, internet menjadi penjajah baru di rumah-rumah tangga, anak anak direbut dari ortunya.

Sesungguhnya musuh yg paling berbahaya adalah yang paling dekat dengan diri kita, sialnya diri pribadi justru terlena karena tidak menyadarinya. Televisi, smartphone, radiasi EM, dll. Unik baca di tulisan yang dicuplik Renald Khasali, tentang keberadaan televisi di awal-awal tahun 70-an, yang mampu merebut harmoni cinta dalam keluarga. Untuk saat ini, hangpong hangpong menjadi idola atau hantu zaman now. Kalo mau baca lihat postingan sy terdahulu: Orang Asing: The Stranger.

Logika biner
Prihatin ya, medsos menjadi media penggerak jiwa-jiwa generasi muda Indonesia saat ini. Baik buruknya, positif negatifnya, konstruktif destruktifnya medsos saat ini, dan bagaimana generasi seusia mahasiswa saat ini berproses, itulah wajah bangsa Indonesia di tahun 2045. Saat di mana usia kemerdekaan sudah 100 tahun. Sampaikah kita di tahun 2045, Indonesia Emas? Atau sudah terhenti di 2030 sesuai dengan prediksi di Novel Ghost Fleet?

pic by yippiehey
pic by yippiehey
Kita tidak tahu dan tidak bisa meyakini ini akan terjadi di masa depan. Langkah yg terbaik adalah WASPADA, sebagai pengingat bangsa Indonesia adalah bangsa kaya yang besar, di mana bangsa lain berambisi untuk menguasainya. Prabowo tidak salah dalam konteks kewaspadaan.

Jadi jangan membiasakan diri berfikir biner! Kata Derrida dalam Dekonstruksi, kebiasaan berpikir "oposisi biner" itu implikasinya akn melahirkan "hirarki dan sub-ordinasi", biasanya alam bawah sadarnya cenderung menganggap yang satu tinggi dan yang satu rendah, satu konotasinya positif dan satu konotasinya negatif, satu di atas satu di bawah. Itu namanya "hirarki dan sub-ordinasi". Benar di saya, salah di kau! Ampyunn...

Yang menyarankan untuk berfikir optimis dan positif juga betul asal tidak secara bersamaan menghujat aspek kehatihatian, kewaspadaan. Karena berfikir positif dengan menyalahkan dan menganggap pendapat yang lain negatif dan tidak membawa manfaat, itu juga bentuk egoisme. Nah khan...

Yang paling bijak, berfikir dan bersikap bijak...hahaiiii. Jadilah orang bijak. Bagaimana trik menjadi orang bijak? Tidak ada triknya, karena trik itu cara cara instan. Jadi jangan berprinsip instan. Bagaimana menghindari untuk bertindak instan, ya tentu menghargai proses. Kalau anda masih baca tulisan saya sampai alinea ini, berarti anda orang yang mngkin sukses dalam berproses...karena tulisan ngelantur begini masih diikuti...hahaha.

Slamat siang. Izin upload dan undur diri utk menunaikan tugas, mengisi kepala-kepala anak muda yang akan jadi pemimpin di 2045. INDONESIA EMAS...

alifis@corner 270318 13:31

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun