Mohon tunggu...
Ivan Sulistiana
Ivan Sulistiana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tulis Ajar ~ Mahasiswa Sosiologi UIN Jakarta ~ Pecinta Buku ~ Perindu Alam ~ Indonesia ~ "Pembelajar Sepanjang Nafas Menghembus Ajar"

Selanjutnya

Tutup

Bahasa featured

Bahasa Daerah Terancam Punah, Mengapa?

23 April 2014   07:25 Diperbarui: 29 Oktober 2019   14:18 17124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendukung keberadaan bahasa daerah. (Kompas/Rony Ariyanto Nugroho)

: Suatu Tinjauan Sosiologi 

Modernitas yang sarat akan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mengubah jalan hidup banyak orang dan cara mereka berkomunikasi. Bahasa daerah kian lama, semakin ditinggalkan dalamkomunikasi, dicampakan karena cenderung dianggap kuno, terbelakang, "kampungan". 

Setidaknya itulah fenomena yang nyata di kalangan masyarakat modern saat ini. Masyarakat yang katanya maju dan beradab itu lebih bangga melisankan bahasa Indonesia yang dicampur bahasa asing dalam keseharian. Hal itu membuat tutur bahasa daerah mereka tak lagi tertata dalam budaya yang sehat.

Bagi kalangan generasi muda di perkotaan maupun pedesaan, mereka cenderung lebih menyukai penggunaan term-term "modern" yang mereka sebut "gaul" untuk berkomunikasi sehari-hari. Padahal, term-term tersebut tak lebih daripada pepesan kosong yang tak bernilai. 

Generasi muda, generasi saya saat ini, penerus bangsa saat ini telah mencabut akar budaya bangsanya sendiri. Mereka rela bahasa daerahnya sebagai warisan budaya luhur nan agung itu, layu dan mati tergilas oleh roda modernitas.

Media cetak, media elektronik, media sosial, media-media yang menjadi arena berinteraksi banyak orang itu hanya semakin mengikis penggunaan bahasa daerah. 

Memang banyak manfaat positif yang dapat diambil dengan menggunakan media itu, tetapi bahasa daerah tak lebih sebagai "serpihan debu" di lapang yang dipenuhi dominasi budaya asing atas kultur lokal bangsa ini.

Sejatinya, bahasa daerah adalah bahasa yang terkait akan latarbelakang etnis, suku, budaya, yang begitu kaya di Indonesia. Bahasa daerah mencerminkan identitas bangsa ini, cermin kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan bahasa. 

Betapa tidak, bangsa Indonesia memiliki sekitar 700 lebih bahasa daerah, tetapi yang tercatat oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya sekitar 450 saja. Kemana sisanya? 

Sebagian sudah musnah, dan beberapa terancam punah. Bahasa-bahasa yang telah dan terancam punah itu kebanyakan berada di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dsb. Bahkan bahasa Sunda yang notabene berada di pulau Jawa pun kini terancam puncah. Miris memang, tapi inilah faktanya.

Secara sosiologis, pudarnya bahasa daerah tersebut tak lepas dari determinasi faktor internal yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri, dan faktor eksternal yang berasal dari luar masyarakat. Setidaknya, di antara faktor-faktor internal ialah :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun