Mohon tunggu...
Irwan Zebua
Irwan Zebua Mohon Tunggu... Pengacara - sleeper

Anak kesayangan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rumah Kita Kini [Harkitnas]

20 Mei 2017   09:10 Diperbarui: 20 Mei 2017   15:30 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://xavii-love2ourmind.blogspot.co.id

Ada yang menabur api
Menuainya untuk jengkalan perut.
Ada yang menabur badai
Menuainya untuk puja-puji semu

Ada yang menabur benci
Menuainya untuk eksistensi
Dan ada yang menabur kasih
Mamun menuai caci maki

Cinta dan benci kita berlatah-latah,
Berlebih-lebih, tak sederhana lagi

Kini rumah kita berbili-bilik
Labirin-labirin pemisah di bangun
Sekat-sekat batas dipancang
Di dalam rumah geram amarah di tabuh-tabuh

Kini bara itu diperebutkan
Ditiup dengan amarah
Menang membawa arang
Kalah beroleh abu
Lupalah kita bersaudara
Satu nusa, bangsa dan bahasa.

Semoga ibu pertiwi tak merintih sedih
Melihat anaknya berebut sepiring nasi
Di musim panen.

Irwan Zebua | 20-0502017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun