Mohon tunggu...
Muhammad Irwansyah
Muhammad Irwansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Anggota PSHT dan HMI

Hidup Merupakan Pembelajaran Menuju Kesempurnaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Zat Kesah ala PSHT

20 Januari 2020   15:31 Diperbarui: 20 Januari 2020   18:29 9428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.delemonspiritual.com

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik"

Dalam cuplikan ayat tersebut dalam perspektif Islam bahwa manusia dalam proses penciptaannya ada beberapa unsur yang setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang menyelimutinya yakni unsur materi dan nonmateri sehingga manusia hidup sebagaimana semestinya.  

Ilmu setia hati sebagai pendekatan pemahaman dan cara menguak untuk memahami apa itu zat kesah dan bagaimana manfaatnya dan dikuatkan oleh pemahaman agama secara universal tidak mentah menelannya / fanatik.

Unsur materi meliputi jasad atau badan fisik kita sebagai wadah adanya sebuah isi, wadah yakni tubuh jasad yakni terkandung unsur ruh atau jiwa, sehingga dikatakan sebagai satu kesatuan makhluk yakni disebut manusia ada dua unsur yang tidak terpisahkan, akan tetapi manusia yang beriman di ilhami sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa  diberi kelebihan yang dapat membedakan antara mahluk lainnya seperti hal ini hewan, jin ataupun malaikat.

Manusia sebagai mahluk khalifah dibumi diantara penciptaannya, sebab salah satu kelebihan manusia diberi akal untuk memahami tanda-tanda kekuasaan Tuhan atas penciptaan alam semesta ini.

Manusia sangat mulia bahkan dapat  melebihi malaikat jika manusia tersebut dapat menjadi manusia seutuhnya, dapat menguasai dan mengendalikan hawa nafsu yang sifatnya negatif,  serta dapat bersenyawa dengan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupannya baik secara lahir ataupun bathin, disitulah anggota PSHT dituntut dan diharapkan menjadi manusia berbudi luhur.

Eyang Suro sebagai tokoh legenda yang mempelopori berdirinya ilmu setia hati, beliau juga sesosok santri tebu ireng jawa timur, Namun dibalik dasar beliau yang sangat mahir dibidang pencak silatnya. penulis juga mengagumi beliau dalam hal keilmuan spiritual kesetiahatiannya, bahwa ilmu untuk mengenal diri sendiri sedalam-dalamnya sehingga dengan itu dapat mengenal tuhannya (Allah Yang Maha Esa).

penulis mengajak para kadhang saudara PSHT untuk sadar menuju diri yang sebenarnya yakni manunggal kepada dzat ilahi yang ada dalam diri manusia, lalu apa itu yang dinamakan dengan zat kesah sebagai pembahasan ini, dan bagaimana manfaatnya ? ilmu setia hati sebagai salah satu jalan menguak kelebihan manusia diciptakan diantaranya menguak zat kesah.

Bahwa perjalanan spiritual keilmuan setia hati menyebar keseluruh nusantara sampai kepada mancanegara atau diluar negara Indonesia, dari berbagai murid Eyang Suro menurunkan kepada Bpk. Kihadjar Hardjo Oetomo sebagai pendiri SH PSC dan merupakan pahlawan perintis kemerdekaan, bahwa cikal bakal Berdiri organisasi (PSHT) persaudaraan setia hati terate.

Dari keilmuan turun temurun yang diajarkan  kebeberapa murid Bpk. Hardjo hingga Kepada RM. Imam Kossoepangat sebagai Tokoh Legenda PSHT, hingga sampai suatu hari diberi julukan pandhito wesi kuning, serta sebagai salah satu tokoh yang memelopori dapat memberikan syariat aturan baku diajarkan PSHT yakni metode pembangkitan sebuah zat kesah dalam pembahasan ini.

Setiap warga atau anggota PSHT pasti sudah diberikan metode tersebut, akan tetapi tidak semua warga  mengetahui hal tersebut yakni zat kesah, untuk dapat merealisasikan pembangkitan zat tersebut maksut dari pada penulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun