Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lagi, Kru Pesawat Isap Narkoba

23 Desember 2015   10:31 Diperbarui: 23 Desember 2015   10:31 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kompas hari ini memberitakan tertangkapnya tiga orang kru pesawat, satu diantaranya pilot, yang tengah memakai beberapa jenis narkoba. Hal ini kontan memicu keprihatinan dan kekhawatiran kita terkait keselamatan penerbangan.

Memang diberitakan pula bahwa ketiga awak maskapai tersebut langsung dipecat dan wajib ikut program rehabilitasi. Tapi bagaimana dengan kru pesawat pengguna narkoba yang tidak ketahuan? Jangan-jangan jumlahnya masih banyak. 

Sebagai informasi, beberapa tahun lalu kasus kru pesawat yang tertangkap memakai narkoba ini pernah ramai diberitakan media masa. Terus senyap seolah-olah sudah terkendali. Padahal ibarat api dalam sekam.

Tidak berlebaihan rasanya kalau negara kita disebut dalam kondisi darurat narkoba. Pengguna dan pemasoknya kian banyak dan menyebar di semua kalangan, semua profesi, desa-kota, tua-muda-remaja, kaya-miskin, dan sebagainya. Kru pesawat tidak terkecuali.

Ada beberapa catatan yang kiranya perlu dilakukan untuk mengurangi pemakaian narkoba di kalangan kru pesawat.

Pertama, harus semakin sering dilakukan pengujian secara acak dan mendadak terhadap kru pesawat di semua bandara. Jangan dilakukan dengan hangat-hangat tahi ayam, harus konsisten. Mudah-mudahan ini bisa menjadi shock therapy yang ampuh.

Kedua, semua maskapai mereview kembali beban pekerjaan kru pesawat. Jangan sampai untuk mengejar penghematan, tenaga kru diforsir secara berlebihan, lalu sebagian tergoda menggunakan narkoba untuk meningkatkan stamina atau sekadar pelarian dari tekanan tugas.

Ketiga, kebutuhan terhadap kru pesawat memang sedang tinggi-tingginya. Ini dampak dari banyaknya maskapai berbiaya murah sehingga semua orang bisa terbang dan pengadaan pesawat meningkat berkali-kali lipat. Tapi tetap harus ada saringan yang ketat dalam merekrut kru pesawat.

Keempat, khusus untuk pilot dan co-pilot, bisa dicegah dari hulu saat masuk sekolah penerbangan. Bertumbuhanya sekolah calon penerbang swasta yang berbiaya mahal, jangan sampai membuat siapa saja kalau kuat membayar bisa ikut sekolah. Harus tetap ada ujian saringan termasuk aspek attitude-nya.

Kelima, pengawasan yang paling efektif adalah dari masyarakat langsung. Bagi yang mencurigai tetangga atau rekan kerjanya memakai narkoba, perlu didorong keberaniannya untuk melaporkan ke aparat dengan menjamin kerahasiaan pelapor. Ini berlaku umum sehingga kru pesawat pun diharapkan tersapu.

Keenam, bagi calon penumpang pesawat dituntut kecermatannya memilih maskapai yang mau dipakai. Jangan memilih karena paling murah. Maskapai yang kru pesawatnya punya reputasi jelek, akan terhukum sendiri bila diboikot konsumen. Meski ini agak sulit karena di beberapa rute, masyarakat tidak punya pilihan bila hanya dilayani satu maskapai.

Itulah beberapa catatan, agar masyarakat tidak meragukan keselamatan penerbangan kita yang frekuensi penerbangannya meningkat tajam saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun