Betul bahwa Jakarta akan segera kehilangan status sebagai Ibu Kota Negara (IKN), yang direncanakan pada tahun 2028 dipindahkan ke sebuah kota baru yang sedang dikebut pembangunannya.
Kota baru tersebut dinamakan Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur. Di sanalah Presiden dan semua kementerian akan berkantor, juga pihak legislatif dan yudikatif level nasional.
Namun demikian, diyakini daya tarik Jakarta tidak otomatis berkurang. Pendatang baru seusai libur lebaran, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan masih cukup banyak jumlahnya.
Daya tarik Jakarta bagi pendatang adalah karena relatif lebih mudah mendapatkan pekerjaan ketimbang merantau ke kota lain. Hal ini disebabkan karena mayoritas uang yang beredar di Indonesia, berpusat di Jakarta.
Jadi, meskipun pusat pemerintahan nantinya di IKN Nusantara, pusat perekonomian Indonesia tetap Jakarta. Ada gula ada semut, kata pepatah. Jakarta adalah gula, dan semut-semut datang dari berbagai penjuru tanah air.
Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, telah mewanti-wanti dengan meminta calon perantau untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum datang ke Jakarta.
Muhaimin menegaskan bahwa kaum urban atau pendatang tidak boleh menjadi beban baru bagi Jakarta. Hal ini dilontarkan Muhaimin menanggapi peluang tingginya angka urbanisasi usai periode mudik lebaran selesai.
Menurut Muhaimin, siapa pun yang akan ke Jakarta harus bisa lebih inovatif dan menjadi solusi ekonomi bagi Jakarta, bukan menjadi beban.
Masalahnya, pendapat bahwa apapun bisa jadi uang di Jakarta terlanjur ditelan mentah-mentah oleh banyak orang daerah.Â
Mereka mencontohkan dengan melihat para pemulung, tukang parkir, pak ogah yang jadi pengatur lalu lintas tidak resmi, pengamen, hingga pengemis pun bisa meraup rezeki mencicipi manisnya uang di Jakarta.