Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ibu Kota Lebih Kejam dari Ibu Tiri, tapi Tetap Dicintai

22 Juni 2022   13:25 Diperbarui: 22 Juni 2022   13:31 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Jakarta|dok.jpi.or.id

Ibu kota lebih kejam dari ibu tiri? Ini sebuah ungkapan yang sangat populer di dekade 1970-an. Ketika itu sebuah film nasional berjudul "Ratapan Anak Tiri" meledak di pasaran.

Para penonton terbuai dan mandi air mata, larut dengan kesedihan kisah di film yang menggambarkan kekejaman seorang ibu tiri tersebut.

Nah, ternyata kisah para perantau yang mengadu nasib untuk mencari sesuap nasi di Jakarta, lebih mengenaskan lagi. Makanya, istilah "ibu kota lebih kejam dari ibu tiri" pun jadi terkenal.

Ironisnya, jika ibu kota memang kejam, seharusnya tidak menjadi magnet bagi para pendatang. Namun, sampai sekarang Jakarta masih menjadi kota yang paling banyak dijadikan tujuan para perantau untuk meraih impiannya.

Soalnya, secara ekonomi, DKI Jakarta itu memang gudang uang, dalam arti mayoritas uang yang beredar di negara kita, terpusat di Jakarta dan sekitarnya.

Jadi, sekadar dapat remah-remahnya saja, itu sudah mampu menghidupi satu keluarga yang tinggal di gang sempit, atau bahkan di gubuk reot di bantaran sungai.

Jangan kira para pemulung yang rajin menyusuri jalanan ibu kota hidupnya miskin, karena ada yang punya rumah bagus di kampungnya dari hasil memulung di ibu kota.

Demikian juga juru parkir liar, pengamen, pedagang kaki lima, pedagang keliling, dan berbagai jenis pekerjaan informal lainnya. Jakarta menjadi "madu" bagi orang daerah.

Tapi, syaratnya harus tahan banting, tidak malu melakukan pekerjaan yang dinilai kasar, bahkan mungkin bagi orang lain dianggap menjijikkan.

Belum lagi yang merasakan nikmatnya jadi preman dengan menguasai area tertentu. Bagaimanapun, preman Jakarta lebih ditakuti dari preman daerah (meskipun yang jadi preman orang asal daerah).

Jangan tanya bagaimana kehidupan para crazy rich ibu kota, yang hidup bergelimang uang. Bukannya tadi sudah disebutkan bahwa Jakarta itu gudang uang. 

Makanya, para musisi, penyanyi, olahragawan, penyair, penulis, sutradara, dan profesi lain yang tinggal di daerah, pasti ingin sekali menembus jadi public figure di ibu kota, agar sah menjadi selebriti nasional.

Tak perlu pula disebut hasrat para birokrat, politisi, pengusaha dan para profesional. Jelas, ukuran kesuksesannya adalah bila mereka berhasil menaklukkan Jakarta.

Hari ini, Rabu 22 Juni 2022 adalah HUT 495 Jakarta. Inilah kota yang semakin tua semakin cantik. Taman-taman kota mulai lebih banyak.

Transportasi publik juga mulai lebih nyaman dan lebih teratur cara beroperasinya. Inilah kota yang nyaris hidup 24 jam dengan segala hiruk pikuk dan hingar bingar.

Inilah kota yang agamais karena banyak tempat ibadah yang megah, sekaligus kota yang hedonis tempat anak muda dugem sampai dini hari.

Nah, dengan pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) nantinya ke suatu tempat yang tengah dibangun di Kalimantan Timur (dinamakan IKN Nusantara), akankah meredupkan Jakarta? Rasanya tidak.

Daya tampung Jakarta memang sudah tidak bisa ditambah lagi, karena sudah over capacity. Makanya, kota ini gampang terkena banjir dan macet di mana-mana.

Tapi, selain para birokrat dan politisi serta ASN yang akan pindah ke IKN Nusantara, bagi yang lain Jakarta akan tetap menjadi magnet. 

Ya, ibarat Washington dan New York di AS, atau Canberra dan Sydney di Australia. Jakarta tetap kota yang terbesar dan termegah di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun