Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Minimarket Sudah Terlalu Banyak, Pedagang Kecil Terdesak

7 Juni 2022   05:13 Diperbarui: 7 Juni 2022   19:15 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi minimarket atau pasar swalayan. (Dok. Unsplash/Franki Chamaki via kompas.com)

Penetrasi minimarket semakin luar biasa, tidak saja gampang ditemukan di kawasan pinggiran kota, bahkan sudah merambah ke pelosok yang lebih jauh dengan masuk ke kota-kota kecamatan.

Demikian juga yang terjadi di Bogor, Jawa Barat. Sampai-sampai Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor merasa perlu melakukan kajian atas 222 unit minimarket yang ada di kota hujan itu.

Tujuannya, untuk mengetahui apakah ada minimarket yang melanggar peruntukan tata ruang kota. Tujuan lainnya yang tak kalah penting adalah untuk melindungi pedagang kecil.

Sebetulnya, bukan hanya di Bogor, masyarakat di kota mana pun, gampang melihat minimarket di pinggir jalan, bahkan saling berdekatan satu sama lain.

Saking banyaknya minimarket yang sudah masuk kawasan pemukiman dan berlokasi di tempat-tempat yang selama ini dipenuhi warung kecil, tentu saja membuat pedagang kecil terdesak.

Di satu sisi, masyarakat memang terbantu, jika memerlukan barang tertentu secara mendadak, sudah bisa didapatkan di minimarket terdekat.

Berbelanja di minimarket lebih nyaman karena ada pendingin ruangan, barang tinggal ambil sendiri dengan sistem harga pas, kemudian membayar di kasir.

Pembayaran tidak harus pakai uang tunai, tapi bisa dengan menggesek kartu debit atau kartu kredit, bisa pula dengan e-money atau dompet elektronik.

Masalahnya, di sisi lain pedagang kecil menjerit. Padahal, bagi si pedagang, hanya dengan warung kecil tersebut yang menjadi andalannya menghidupi keluarga.

Bayangkan, jika pembeli sepi, pedagang warung bingung memikirkan bagaimana lagi caranya untuk mendapatkan penghasilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun