Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meninggalkan Dunia Hitam, Tak Ada Lagi Ritual Mencabut Uban

24 Oktober 2021   11:45 Diperbarui: 24 Oktober 2021   11:46 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uban yang mulai tumbuh|dok. istimewa/merdeka.com

Meskipun demikian, saya juga belum secara total sepenuhnya memasuki "dunia putih".

Ya, tepatnya dunia saya masih abu-abu, sehingga ada teman saya yang bingung warna apa yang cocok untuk mendeskripsikan rambut saya.

Sebetulnya, setiap saya pangkas rambut di sebuah barber shop langganan saya, saya selalu ditawari untuk mengecat rambut.

Namun, karena saya sudah ikhlas meninggalkan dunia hitam, saya sedikit pun tidak berminat untuk menerima tawarannya.

Malasnya saya mengecat rambut tak ada hubungannya dengan keyakinan. Memang, sebagian penceramah agama tidak membenarkan mengecat rambut.

Alasannya, uban itu adalah peringatan dari Allah agar kita waspada dengan waktu yang berjalan cepat, jadi harus segera tobat.

Dalam hal ini, mengecat rambut bisa ditafsirkan sebagai melawan kodrat, menantang peringatan Allah.

Saya tidak ingin mengomentari pandangan penceramah agama di atas. Bagi saya, yang bikin malas adalah untuk bisa konsisten mengecat rambut, minimal sebulan sekali.

Mungkin juga kenapa dunia hitam cepat sekali harus saya tinggalkan, berhubungan dengan dosa masa lalu saya.

Soalnya, entah mitos atau fakta, kata orang mencabut uban malah memancing tumbuhnya uban yang lebih banyak.

Kalau itu bukan mitos, sungguh acara cabut uban saya yang berkolaborasi dengan anak-anak sendiri merupakan dosa masa lalu dan berakibat fatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun