Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meninggalkan Dunia Hitam, Tak Ada Lagi Ritual Mencabut Uban

24 Oktober 2021   11:45 Diperbarui: 24 Oktober 2021   11:46 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uban yang mulai tumbuh|dok. istimewa/merdeka.com

Untuk yang di bagian depan, saya masih bisa mencabut uban sendiri dan ada kepuasan psikologis ketika uban tercabut.

Tapi, untuk uban yang di bagian belakang, jelas saya tak bisa main akrobat mencabutnya.

Makanya timbul ide brilian, bagaimana kalau saya mengkaryakan anak-anak sendiri. 

Menurut saya, hal tersebut tidak akan menyebabkan Kementerian Tenaga Kerja menyalahkan saya.

Agar anak-anak bersemangat mencabut uban, perlu saya iming-imingi dengan pemberian upah. 

Kalau tidak salah ingat sehelai uban saya hargai Rp 1.000. Jumlah sebegitu, bagi anak usia SD ketika itu masih lumayan.

Apalagi, kalau seorang anak dapat 10 helai uban, ada uang jajan ekstra selain uang jajan yang rutin saat mereka ke sekolah.

Tapi, semua itu hanya cerita masa lalu, menjadi kenangan bahwa saya pernah berada pada tahap "mengingkari" tanda-tanda penuaan.

Sekarang, jelas saya tekor jika anak saya masih mau mencabut uban, saya mau bayar berapa jika ratusan helai mereka cabut.

Lagipula, anak-anak saya sudah besar semua, yang bungsu saja lagi menulis skripsi S-1. Pasti mereka tidak tertarik lagi mencbut uban.

Sudah lama sebetulnya saya tidak lagi melakukan ritual mencabut uban, tepatnya ketika saya bertekad meninggalkan "dunia hitam".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun