Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersyukur Ketika Dapat Musibah, Bersabar Ketika Dapat Anugerah

29 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 29 Juli 2021   10:08 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang kerabat tiba-tiba menelpon saya. Sambil terisak ia curhat tentang berbagai kesulitan yang tengah dihadapinya. Ringkasnya, ia merasa ujian dari Tuhan terlalu berat, seakan tak mampu ia melewatinya.

Ini bukan kali pertama ia curhat, tapi yang sampai terisak seperti itu, seingat saya memang sangat jarang. Apalagi sampai mengatakan ujian dari Tuhan terlalu berat, inilah yang pertama kali saya dengar.

Saya sengaja tidak menyela perkataannya, selain hanya mengatakan iya.....iya...., pertanda saya menyimak dengan baik apa yang diungkapkannya.

Menurut apa yang pernah saya baca, seorang yang lagi menghadapi masalah berat, membutuhkan orang lain yang mau mendengar keluhannya secara tulus. 

Dengan melepaskan semua keresahannya secara tuntas kepada orang yang dipercaya akan menyimpan rahasianya, itu sudah merupakan terapi tersendiri. 

Paling tidak, meskipun saya belum bisa memberikan solusi yang tepat, dengan mendengar curhatnya, beban dalam dada kerabat saya itu sedikit berkurang.

Saya tidak akan banyak memberikan nasehat karena saya memang tidak punya kapasitas untuk itu. Saya pun tidak akan mengecil-ngecilkan penderitaannya, umpamanya dengan menceritakan saya juga punya ujian yang lebih berat.

Menurut saya sangat tidak simpatik, seseorang yang meremehkan curhat orang lain. Akhirnya setelah sekitar 40 menit, ia sendiri yang minta telpon diakhiri.

Sebagai penutup saya hanya mengatakan sangat bisa merasakan apa yang membebani pikirannya, mendoakan agar kondisinya akan lebih baik, serta siap bila sewaktu-waktu ia menelpon lagi.

Setelah ceritanya berakhir, sebagai bukti saya menyimak, secara cepat saya memetakan ada 3 hal yang menjadi beban pikiran kerabat saya itu.

O ya, saya lupa, profil kerabat saya tersebut adalah seorang single parent setelah suaminya menghadap Sang Pencipta sekitar 3 tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun