Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Itiak Lado Ijau yang Mulai Tersingkir Ketika Lebaran

18 Mei 2021   14:14 Diperbarui: 19 Mei 2021   17:11 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nenek saya dari pihak ayah berasal dari nagari (desa) Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Budaya orang Koto Gadang kalau berlebaran wajib membuat hidangan itiak lado ijau (bebek cabe hijau).

Jika keahlian membuat rendang gampang ditemukan secara merata di seluruh Sumbar, maka itiak lado ijau, relatif sulit dicari. Buktinya, coba saja datangi rumah makan Padang di berbagai kota, baik di Sumbar maupun di luar Sumbar, sangat jarang yang menyediakan menu itiak lado ijau.

Tapi, kalau Anda ke Bukittinggi, khususnya ke objek wisata Ngarai Sianok, ada beberapa rumah makan yang menyediakan itiak lado ijau. Ngarai Sianok relatif dekat dengan Koto Gadang, kampung halaman nenek saya.

Membuat itiak lado ijau, kata Uni (kakak perempuan) saya, tingkat kesulitannya cukup tinggi. Jika tidak hati-hati rasanya akan amis dan menghilangkan selera untuk melahapnya.

Mungkin karena perlu kiat tersendiri, makanya sulit menjumpai itiak lado ijau di rumah makan Padang pada umumnya. Di lingkungan keluarga besar saya sendiri, sekarang hanya uni tertua saya yang bisa memasaknya dengan baik.

Kalau saja tidak ada larangan mudik, saya sudah berencana pulang kampung saat lebaran kemaren. Saya sudah membayangkan betapa nikmatnya makan nasi dengan lauk itiak lado ijau.

Hanya saja, harus diakui bahwa pengaruh cara berlebaran orang Jakarta yang sering diliput televisi, telah mengubah jenis makanan hidangan lebaran di banyak daerah, termasuk di Sumbar.

Di rumah saudara-saudara saya, termasuk juga sepupu-sepupu, yang tinggal di Sumbar, menu wajibnya di hari pertama lebaran adalah menyediakan ketupat, seperti yang lazim di Jakarta.  Bahkan, sampai hari kedua, biasanya masih tersisa ketupat tersebut.

Ketupat itu dimakan dengan lauk gulai ayam dan juga diguyur sayur nangka atau buncis. Kalau dimakan dengan itiak lado ijau, menurut saya kurang pas, mungkin karena tidak terbiasa.

Di dekat tempat saya tinggal di kawasan Jakarta Selatan, sebetulnya ada beberapa restoran dengan menu khusus bebek. Yang saya lihat cukup banyak pelanggannya adalah Bebek Kaleyo dan Bebek Ginyo.

Saya tidak tahu persis dari daerah mana masakan bebek di atas berasal. Mungkin dari Madura, karena setahu saya di Madura lazim terdapat menu olahan daging bebek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun