Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Puasa Jadi Kambing Hitam, Betulkah Kita Bangsa Pemalas?

1 Mei 2021   00:01 Diperbarui: 4 Mei 2021   11:40 3546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi malas saat bekerja. Sumber: Freepik/Racool_Studio via KOMPAS.COM

Kemudian, walaupun resminya jam istirahat adalah dari pukul 12.00 hingga 13.00, pada praktiknya pukul 11 banyak karyawan sudah tidak konsentrasi lagi bekerja. Mulai memikirkan atau minta pendapat teman lain tentang mau makan siang di mana dan mau menu apa.

Lalu jam 11.30 sudah keluar kantor. Pulangnya leyeh-leyeh dulu atau sambil ngobrol. Pukul 13.00 bukannya mulai bekerja, tapi ke musala untuk salat. Padahal, kalau tidak leyeh-leyeh dulu, waktu salat tidak akan memakan waktu kerja.

Alhasil baru sekitar pukul 13.30 para karyawan mulai bekerja lagi. Nanti pada pukul 15.00 mereka sudah mulai ngantuk, mendahului ke musala, meskipun waktu salat Asar masih sekitar 20 menit lagi.

Setelah salat, konsentrasi kerja pun mulai buyar, maunya beres-beres saja, agar bisa "teng go". Maksudnya, begitu pukul 16.30 yang merupakan jam pulang, mereka bisa langsung "terbang".

Itu pun si konsultan mengamati ada perilaku yang berbeda di hari Senin dan Jumat. Pada hari Senin, pekerjaan berlangsung kurang efektif karena karyawan banyak yang belum bersemangat sehabis kelelahan berakhir pekan.

Sedangkan pada hari Jumat, karyawan banyak yang senyum-senyum saling berbincang yang bersifat lucu-lucuan, karena gembira sudah mau akhir pekan. Akibatnya, pekerjaan pun tidak tergarap dengan baik.

Namun, perlu diingat, seperti yang saya tulis di atas, si konsultan itu mengamati apa yang terjadi pada dekade 90-an. Apakah sekarang masih begitu?

Kalau yang terjadi di perusahaan tempat saya bekerja, seiring dengan terjadinya transformasi di bidang sumber daya manusia, sudah banyak terjadi peningkatan produktivitas kerja.

Transformasi tersebut antara lain dengan melakukan rekrutmen yang standarnya lebih tinggi, peningkatan kesejahteraan, kejelasan jenjang karier, penerapan sistem reward dan punishment yang lebih adil, sistem bonus yang tergantung pada kinerja masing-masing karyawan, dan sistem promosi yang bukan tergantung pada senioritas.

Ya, memang belum sempurna karena masih banyak yang perlu dibenahi. Namun, dibandingkan kondisi sebelum ini, budaya kerja sekarang sudah lebih baik.

Bisa jadi di beberapa instansi atau perusahaan, masih berlangsung budaya kerja yang seperti memaklumi kemalasan para karyawannya. Tapi menurut saya, hal itu terjadi  karena sistem meritokrasi yang belum sepenuhnya berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun