Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terbang Lagi, Setelah Satu Tahun

12 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 12 Maret 2021   20:13 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. antaranews.com

Kerinduan untuk naik pesawat terbang di era pandemi, telah melahirkan penerbangan  tanpa bandara tujuan. Hanya berkeliling melihat pemandangan dari ketinggian, pesawat kembali lagi ke bandara asal.

Rute seperti itu ternyata banyak peminatnya seperti yang terjadi di Singapura dan Australia. Tapi tulisan saya tidak berkaitan dengan hal tersebut, selain hanya ingin mengatakan, bagi mereka yang biasa bepergian naik pesawat, akan merasa rindu, jika selama setahun tidak terbang.

Paling tidak, itulah yang saya rasakan. Saya baru berkesempatan naik pesawat lagi pada tanggal 11 Maret 2021, untuk rute Jakarta-Pekanbaru, Riau. Dihitung dari saat terakhir saya terbang, sudah satu tahun lamanya.

Tahun lalu, tepatnya tanggal 13 Maret 2020, saya terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang, dan kembali ke Jakarta 16 Maret 2020. 

Ketika itu sebetulnya sudah ada kasus pasien Covid di Indonesia, tapi yang terkena baru segelintir orang di Jabodetabek. Pesawat reguler masih beroperasi dan belum ada kewajiban penumpang untuk memperlihatkan surat negatif Covid-19 dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Hanya ada kewajiban memakai masker dan pengecekan suhu tubuh bagi semua penumpang di bandara keberangkatan. Kemudian, kasus Covid mulai meningkat tajam dan maskapai penerbangan menghentikan operasinya.

Setelah ada prosedur protokol kesehatan yang baku untuk penumpang pesawat, baru penerbangan domestik memasuki masa normal baru. Prosedur itulah yang saya ikuti kemarin.

Saya terpaksa mencermati ketentuan di bandara tujuan terkait masa berlaku hasil swab antigen. Di Bali, sangat ketat, yang diterima adalah yang diperiksa 24 jam terakhir dihitung mundur dari jam keberangkatan pesawat yang akan ditumpangi.

Beruntung di bandara Pekanbaru, yang diterima adalah hasil pemeriksaan 48 jam terakhir. Jadwal terbang saya pukul 16.00 tanggal 11 Maret, sedangkan pemeriksaan swab saya lakukan di sebuah klinik di Jakarta Pusat tanggal 10 Maret sekitar pukul 10 pagi.

Takut ada barisan yang mengantre di bandara, apalagi saya berangkat di hari libur yang jadi long weekend bagi yang juga libur di hari Jumat, saya sengaja berangkat dari rumah lebih awal.

Tiga jam sebelum jadwal boarding, saya sudah di bandara. Ada 3 dokumen yang harus dipegang terus karena diperiksa 4 kali. Ketiga dokumen tersebut adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP), tiket pesawat, dan lembar hasil pemeriksaan antigen.

Sedangkan 4 pos pemeriksaan adalah di meja petugas yang memeriksa dan membubuhi paraf dan stempel hasil pemeriksaan antigen, di gerbang sebelum pemeriksaan barang yang dibawa, di tempat check in, dan sebelum masuk ruang tunggu keberangkatan.

Ada aplikasi yang harus diunduh setiap penumpang. Di terminal keberangkatan, banyak saya lihat penumpang yang memperlihatkan barcode di gawainya kepada petugas yang mengecek tiket dan hasil lab.

Tapi, karena saya tidak diminta memperlihatkan gawai, saya juga cuek saja. Ternyata sesampainya di bandara tujuan, menjelang keluar terminal, diperiksa oleh petugas khusus.

Saya yang belum mengunduh aplikasi yang menjelaskan riwayat perjalanan seseorang itu, terpaksa harus mengunduh, mengisi identitas untuk membuat akun, untuk mendapatkan barcode dimaksud. Setelah itu baru saya bebas keluar terminal dan sudah ditunggu kerabat saya.

O ya, tentang pengalaman di atas pesawat, ada yang berbeda dengan sebelum pandemi. Semua penumpang harus pakai masker dan tidak boleh makan dan minum, khusus untuk penerbangan di bawah 2 jam. Sehingga, makanan dalam kotak serta sebotol air mineral yang dibagikan pramugari, hanya boleh untuk dibawa pulang.

Bagi yang belum pernah naik pesawat sejak pandemi, tidak perlu terlalu khawatir. Tapi, kewaspadaan tetap perlu dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan dan prosedur lain yang diterapkan. 

Perlu diingat, bagi yang sudah divaksin, tidak berarti bebas dari keharusan menunjukkan hasil pemeriksaan antigen. Mungkin masih ditimbang-timbang oleh pemerintah untuk memberlakukannya sebagai reward bagi yang divaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun