Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Putus Cinta, Bolehkah Barang Pemberian Diminta Lagi?

7 Maret 2021   17:10 Diperbarui: 7 Maret 2021   17:28 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pixabay.com/kerstin riemer, dimuat popbela.com

Ada berita kriminal yang menarik perhatian saya yang dimuat kompas.id (6/3/2021). Telah terjadi pembunuhan di sebuah kamar hotel di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, oleh pelaku berinisial US terhadap mantan rekan kerjanya Suparno.

Motif pembunuhannya tergolong unik, yakni terkait dengan barang pemberian dari si korban kepada si pelaku, yang diminta untuk dikembalikan lagi. Inilah yang membuat pelaku jadi emosi.

Iseng-iseng saya mencari berbagai berita di media daring berkaitan dengan barang pemberian yang diminta lagi. Ternyata sebagian besar hal tersebut berkaitan dengan masalah putus cinta. 

Kisahnya hampir seragam, tentang cowok yang banyak memberi hadiah kepada cewek pujaan hatinya, baik karena inisiatif si cowok, maupun karena si ceweknya yang minta diberi hadiah. Lalu, sewaktu hubungan mereka putus, si cowok meminta kembali barang hadiah tersebut.

Salah satu berita yang viral pada awal Desember 2020 lalu, diberitakan oleh kumparan.com (6/12/2020). Disebutkan bahwa seorang lelaki bernama Resky mendesak mantan pacarnya untuk mengembalikan barang pemberiannya berupa perhiasan emas.

Permintaan pengembalian barang itu dilakukan memalui DM Facebook dengan tulisan yang bisa dinilai cukup kasar, sampai-sampai menyebutkan mantan pacarnya sebagai perempuan matre, perempuan mesin ATM. Usut punya usut, lelaki itu diketahui tidak menerima dirinya diputuskan oleh sang pacar.

Mantan pacarnya yang bernama Eni tentu menjadi sangat malu. Eni akhirnya mengantarkan barang yang diminta secara langsung ke rumah Resky. Percakapan panas antara Resky dan Eni tersebut dibagikan oleh akun Instagram @tante_rempong_ dan ramai dibahas warganet.

Kisah tentang Resky dan Eni saya cukupkan sedemikian saja. Catatan saya berikut tidak terkait dengan kasus Resky-Eni, tapi hanya apa yang terlintas di pikiran saya yang berlaku secara umum, berkaitan dengan percintaan muda-mudi, hadiah, dan ketulusan.

Lho, kok ada soal ketulusan? Ya, menurut saya, hubungan percintaan yang tulus tidak bersifat transaksional. Bukan seperti jual beli barang, yang ketika barang diterima pembeli dalam kondisi tidak seperti yang diperjanjikan, bisa dikembalikan kepada penjual. Juga bukan transaksi pinjam meminjam atau utang piutang.

Ingat, kedua belah pihak, si cowok dan si cewek harus sama-sama tulus. Jika hanya satu pihak yang tulus, jelas bukan hubungan yang sehat. Prinsip "ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang" merupakan contoh dari cinta yang tidak tulus.

Memang, anggapan umum, seorang lelaki dihargai dari dompetnya, sedangkan wanita dinilai dari kecantikannya. Jika hanya semata-mata faktor dompet dan cantik itu yang jadi dasar sebuah hubungan, maka akan gampang goyah, karena sifatnya yang relatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun