Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anjloknya Laba Bank-bank BUMN, Kredit Macet Tidak Pandang Bulu

16 Februari 2021   09:26 Diperbarui: 16 Februari 2021   10:04 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. shutterstock, melalui okezone.com

Perlu diketahui, Kejaksaan Agung sekarang ini menangani dugaan kasus korupsi di BTN, yang antara lain telah menetapkan mantan direktur utamanya periode 2012-2019, Maryono, sebagai tersangka (republika.co.id, 21/10/2020). Maka, kemungkinan besar, sangat kecilnya laba BTN pada tahun 2019 antara lain berkaitan dengan kasus korupsi tersebut.

Dengan menganggap BTN sebagai pengecualian, mencermati anjloknya kinerja bank-bank BUMN, sebetulnya merupakan hal yang sudah diprediksi. Pandemi Covid-19 yang telah membatasi aktivitas masyarakat, membuat ekonomi menjadi lesu. Lalu, banyak pula perusahaan yang tumbang dan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas para pekerjanya.

Perusahaan yang tumbang tersebut, sebagian menjadi nasabah bank, sebagai peminjam atau penerima kredit. Padahal, dalam soal menyalurkan kredit, hingga sekarang masih didominasi oleh bank-bank BUMN. 

Makanya, jangan heran bila banyak perusahaan yang menyimpan danya dan bertransaksi melalui bank swasta seperti BCA, tapi giliran memerlukan kredit, akan mengajukan permohonan kepada bank milik negara. Jadi, bila perusahaan dimaksud tidak mampu mengembalikan pinjaman kepada pihak bank, bank akan menderita kerugian. Itulah yang dialami bank-bank BUMN.

Memang, itulah salah satu kelebihan bank BUMN, banyak menyediakan kredit, sehingga ketika masyarakat, termasuk para pelaku usaha, membutuhkan pembiayaan, meraka akan mencari dari bank pemerintah tersebut. Apalagi untuk pelaku UMKM, BRI menjadi jagoan dalam melayaninya, dan menjadi pelaksana utama program pemerintah berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang rendah karena bersubsidi.

Demikian juga masyarakat yang memerlukan pinjaman untuk membeli rumah, banyak yang mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke BTN, yang juga ada unsur subsidi pemerintahnya. Sedangkan perusahaan besar (disebut juga korporasi), banyak yang mendapatkan kucuran kredit dari BNI dan Mandiri.

Nah, sekarang dengan anjloknya laba bank-bank BUMN yang penyebab utamanya sudah jelas sebagai dampak dari pandemi, secara umum dapat dikatakan, nasabah bank yang terkena "badai", tidak pandang bulu. Nasabah kelas UMKM terhuyung (yang memukul BRI), perusahaan besar pun goyang (yang menghantam BNI dan Mandiri).

Namun demikian, diharapkan bank-bank BUMN tidak kapok menggenjot penyaluran kredit. Tentu bank harus lebih selektif, hanya memberikan kredit kepada nasabah yang masih punya prospek usaha yang bagus, yang diyakini tidak akan menambah panjang daftar nasabah yang menunggak pengembalian kredit.

Dengan suntikan kredit perbankan, bisa mempercepat berakhirnya kelesuan ekonomi, berganti kegairahan baru. Sehingga, pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif dan lapangan kerja kembali terbuka.

Hanya saja, sepertinya pihak bank masih takut-takut, dan menunggu keberhasilan program vaksinasi untuk mengatasi penularan Covid-19. Jika jumlah kasus baru Covid-19 mulai konsisten menurun dari hari kehari, kinerja bank akan kembali pulih.

dok. shutterstock, melalui okezone.com
dok. shutterstock, melalui okezone.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun