Maka, untuk bisa memuji secara tulus, tentu dibutuhkan perhatian yang penuh serta kepekaan terhadap orang yang akan diuji. Di sinilah kejujuran diuji, karena pujian butuh kejujuran.
Perlu diketahui, meskipun secara umum seorang cewek lebih banyak dilihat dari sisi penampilan fisik, pujian yang diberikan tidak harus melulu terhadap penampilan tersebut.Â
Justru pujian terhadap tingkah lakunya, karakternya, nilai-nilai kehidupan yang diterapkannya, pekerjaannya, ibadahnya, cara berkomunikasinya, hasil masakannya, ketangguhannya menghadapi cobaan hidup, keputusan yang diambilnya, pemikirannya, dan sebagainya, akan sangat penting artinya.
Selain tulus, seperti yang telah disinggung di atas, dosis pujian harus tepat, tidak berlebihan dan tidak juga terlalu pelit, agar menjadi "vitamin" untuk mempererat hubungan. Manfaatnya berlaku timbal balik, baik bagi si pemberi pujian, maupun si penerima pujian.
Si penerima pujian akan meningkat rasa percaya dirinya. Si pemeberi pujian akan menjadi orang yang disukai dan berpotensi menjadi tempat curhat serta "pelabuhan terakhir" si cewek.
Satu hal lagi, perhatikan juga kondisi saat memberikan pujian. Memuji di depan umum tidak selalu nyaman bagi seorang cewek, terutama bagi yang berkepribadian introvert.
Seperti yang telah di tulis pada bagian awal, rumus atau kiat memuji tersebut berlaku secara umum. Tidak hanya dalam konteks percintaan sepasang kekasih atau suami istri, tapi juga dalam interaksi sosial pada umumnya.
Di kantor misalnya, orang-0rang yang bertipe sulit untuk diajak bekerjasama, biasanya luluh bila dimulai dengan memberikan pujian yang pas. Kiatnya, itu tadi, lakukan dengan jujur dan tulus.
Tak ada ruginya memberikan pujian. Bukankah manusia itu makhluk sosial yang pasti butuh menjaga hubungan baik dengan banyak orang?