Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyambut Tahun Baru, Badai (Belum) Pasti Belalu

31 Desember 2020   00:01 Diperbarui: 31 Desember 2020   04:41 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian cepat waktu berlalu. Meskipun sangat lelah menempuh perjalanan penuh debu, tahu-tahu di depan mata saya terlihat pintu gerbang yang bertuliskan "Anda Meninggalkan Kawasan 2020, Selamat Memasuki Kawasan 2021". 

Seperti diketahui, ini adalah perjalanan yang tak ada titik untuk putar balik. Mau tak mau harus bergerak maju. Hanya saja, bergerak maju sepanjang 2020 ini, terasa sangat berbeda, karena sambil melatih kebiasaan baru, yang pada awalnya bagi saya sangat tidak nyaman.

Selain rajin pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan orang lain, kebiasaan yang sering saya lakukan sepanjang tahun 2020 adalah mencari informasi penambahan pasien positif Covid-19 dan sebarannya di setiap provinsi. Karena saya tinggal di Jakarta, pergerakan angka kasus Covid-19 di Jakarta, menjadi informasi yang duluan saya cari.

Maka, tentu saja saya semakin cemas ketika dua minggu terakhir ini, setiap harinya sekitar 2.000 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Jakarta, yang sekitar seperempat dari angka nasional. Alasan yang disampaikan juru bicara Satgas Covid-19, kenaikan jumlah pasien Covid-19 tersebut karena jumlah sampel yang diperiksa di lab juga mengalami lonjakan. 

Tapi, dalam pikiran saya yang awam, hal itu bukan penjelasan yang membuat saya nyaman. Jangan-jangan kalau semua orang Jakarta diperiksa, jumlah yang terpapar akan melonjak tak terkendali lagi. 

Padahal, berita yang ingin saya dengar adalah, meskipun berlipat ganda yang diperiksa, tapi penambahan pasiennya tidak berlipat ganda. Maksudnya, saya ingin meyakini bahwa bagi mereka yang selama ini belum menjalani pemeriksaan, memang sehat-sehat saja.

Sayangnya, yang terjadi bukan seperti itu. Sehingga, keyakinan saya justru berbicara lain. Mereka yang belum diperiksa, cukup banyak yang berpotensi pengidap Covid-19  yang tergolong orang tanpa gejala (OTG).

Nah, para potensial OTG itu sekarang lagi menikmati libur panjang, sebagian berwisata ke luar kota, atau bertemu sanak saudaranya di kampung halaman. Bagi yang naik pesawat terbang atau kereta api, memang diperlukan surat hasil pemeriksaan yang menyatakan tidak terpapar virus. 

Masalahnya, seperti diberitakan salah satu stasiun televisi, di sekitar Stasiun Senen, Jakarta Pusat, ada oknum yang bisa mengeluarkan surat pemeriksaan tanpa benar-benar diperiksa. Untunglah si oknum sudah tertangkap.

Dugaan saya, seperti libur panjang sebelumnya, setelah liburan usai, jumlah yang terpapar Covid-19 akan semakin menggila. Polanya sudah tertebak, libur panjang selalu bikin lonjakan. Tapi, masyarakat tidak menjadikannya sebagai pelajaran. Bukankah kasus bertambah seiring dengan makin longgarnya pembatasan sosial?

Soal kebijakan pemerintah untuk menarik rem darurat, akan jadi perdebatan, saling lempar-lemparan antara pihak pusat dan daerah, atau antara tim kesehatan dan tim ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun