Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Suku Bunga Turun Lagi, Siapa yang Untung dan yang Buntung?

24 November 2020   09:34 Diperbarui: 27 November 2020   10:45 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi naik-turun suku bunga (THINKSTOCKS/SAPUNKELE) via Kompas.com

Berbeda dengan individual, sebetulnya yang menjadi andalan bank untuk menyimpan di banknya adalah dengan mengincar dana perusahaan dan dana instansi pemerintah atau pemerintah daerah yang berasal dari anggaran yang belum digunakan.

Terhadap dana yang gemuk itu, bank berani memberikan bunga di atas suku bunga untuk individu, biasanya disebut dengan special rate berupa hasil negosiasi. Bahkan, bunganya bisa di atas maksimal penjaminan LPS. Bank butuh dana besar untuk nantinya dikucurkan sebagai kredit ke pihak lain.

Masalahnya selama masa pandemi ini, karena banyak pengembalian kredit yang macet, bank terlihat memperlambat laju pertumbuhan kreditnya. Padahal di lain pihak, laju pertumbuhan dana masuk dari simpanan masih relatif bagus. Akibatnya, bank kelebihan likuiditas, dan agaknya bank tidak lagi jor-joran memberikan bunga special rate kepada  pemilik dana gemuk.

Jadi, selain orang tua, bendaharawan perusahaan dan bendaharawan instansi pemerintah yang selama ini kecipratan bunga tinggi, juga menjadi pihak yang ikut dikecewakan dengan turunnya suku bunga bank.

Lalu, siapa yang diuntungkan? Generasi milenial yang meminjam kredit konsumtif untuk membeli mobil atau rumah, atau kredit usaha bagi yang memulai bisnis startup, pasti akan menyambut penurunan suku bunga dengan gembira.

Seharusnya pelaku usaha konvensional, dari yang berskala mikro hingga skala korporasi, juga diuntungkan dengan bunga yang rendah. Soalnya, sudah lazim dunia usaha berkembang berkat bantuan pinjaman bank.

Masalahnya, kondisi pandemi saat ini belum kondusif untuk dunia usaha, kecuali yang berkaitan dengan bisnis obat-obatan atau yang memproduksi alat pelindung diri (APD). 

Jika para pebisnis meminjam dana ke bank, lalu bisnisnya masih terpuruk, tentu sangat riskan. Lagipula, pihak bank belum tentu percaya begitu saja untuk mengucurkan dananya.

Maka, kecermatan berhitung para pebisnis akan sangat menentukan. Memang agak berbau spekulatif, tapi mereka yang instingnya tajam, bisa bergerak mendahului pesaing. 

Maksudnya, bila mereka yakin pertengahan tahun depan situasi bakal pulih,  sekarang mereka harus bergerak, melakukan investasi. Jika menunggu situasi betul-betul pulih, baru bergerak, justru sudah terlambat.

Begitulah, penurunan suku bunga selalu disikapi secara berbeda-beda oleh berbagai pihak. Tapi, secara umum, dilihat dari kacamata nasional, suku bunga yang rendah lebih menguntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun