Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lansia dan Kesepian, Membawa Derita atau Bahagia?

2 Oktober 2020   00:07 Diperbarui: 2 Oktober 2020   05:05 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. beritasatu.com

Secara umum, terdapat peningkatan usia harapan hidup di Indonesia, dari rata-rata 69 tahun (71 tahun untuk wanita dan 67 tahun untuk pria) pada tahun 2016, menjadi rata-rata 71,2 tahun (73, 19 tahun untuk wanita dan 69,3 tahun untuk pria) pada tahun 2018.

Artinya, jumlah orang lanjut usia (lansia) di negara kita semakin banyak dan karenanya wajar mendapat perhatian khusus. Tentu saja, lansia yang hidup sehat dan masih produktif akan ikut berkontribusi untuk lingkungannya atau paling tidak untuk keluarganya.

Namun demikian, untuk soal produktivitas ini, perlu dilihat secara hati-hati agar tidak terkesan malah menambah beban seseorang di hari tuanya, saat yang sebetulnya lebih tepat digunakan untuk menikmati kehidupan.

Bagi yang bekerja di suatu instansi atau sebuah perusahaan, ketika memasuki pensiun di usia 56 tahun, 58 tahun, atau ada juga yang 60 tahun, rata-rata masih punya semangat untuk bekerja hingga usia 65 tahun, bahkan bisa lebih dari itu.

Maka jangan heran, bila banyak pensiunan yang kembali bekerja, baik bersifat formal, atau sekadar mencari kesibukan. Banyak pekerjaan yang sifatnya lebih fleksibel, seperti berkebun, mengajar, menulis buku, jadi pembicara seminar, dan konsultan, yang menjadi pilihan para pensiunan.

Lansia memang secara fisik mulai mengalami kemunduran, sehingga gerakannya sudah tidak lagi lincah. Tapi berdasarkan pengalaman hidup yang telah dilaluinya, biasanya lansia mempunyai sikap yang arif dan bijaksana. 

Makanya, di berbagai organisasi sosial, juga di partai politik, mereka yang berpengalaman, tapi sudah lansia, ditempatkan sebagai penasehat atau pembina.

Dengan waktu luang yang banyak, satu hal yang sulit dielakkan, lansia identik dengan kesepian. Kesepian bisa membawa derita bila disertai post power syndrome. 

Hal ini bisa berbuntut dengan munculnya berbagai penyakit, baik yang bersifat psikis seperti depresi, maupun yang berdampak kepada organ tubuh seperti sakit jantung atau stroke.

Namun, kesepian bisa juga berarti kebahagiaan, jika diisi dengan pemikiran yang positif.  Bahagia dengan kader-kader yang dilahirkannya di tempatnya bekerja. Bangga dengan anak-anaknya yang sudah jadi "orang". Asyik bermain dengan cucu-cucunya. Bersyukur dengan pencapaiannya selama ini. Tak jarang pula lansia yang menulis memoar sebagai warisan berharga untuk generasi penerus.

Jadi, kesepian di masa tua, tidak harus dimaknai dengan sesuatu yang menyedihkan. Justru bagi yang sudah menyiapkan mental, akan mendatangkan kebahagiaan. Tentu saja ini berkaitan dengan persiapan di masa lalunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun