Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Basa-basi, Seberapa Perlu?

25 Oktober 2020   09:28 Diperbarui: 26 Oktober 2020   12:03 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.foodyas.com)

Tapi, bila aromanya penuh kekesalan, itu bisa berarti lagi mencemburui, yang akan berlanjut dengan pertanyaan lain seperti jaksa yang lagi meyelidiki sebuah kasus.

Basa-basi antar sepasang kekasih atau pria dan wanita yang lagi pedekate, adakalanya membuat pertemuan tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak. Umpamanya, mereka lagi memesan makanan di sebuah restoran. 

Dokumentasi provoke-online.com, dimuat oleh steemit.com
Dokumentasi provoke-online.com, dimuat oleh steemit.com
Si cowok menyerahkan pilihan menu pada si cewek. Dengan gaya basa-basi si cewek bilang "terserah", padahal ia penggemar berat steak yang berharga mahal. 

Akhirnya, si cowok merasa selera si cewek sama dengan seleranya, memilihkan gado-gado. Akibatnya, dengan susah payah si cewek menghabiskan makanan yang tak disukainya dan membuat si cowok merasa bersalah tidak bisa menebak makanan kesukaan si cewek.

Dalam konteks lain, atasan ke bawahan boleh juga bertanya "lagi ngapain" atau "lagi di mana". Ini adalah basa basi sebelum atasan memberikan instruksi. Atasan yang lebih ramah, memang lebih disukai. Tapi bawahan kurang tepat bila bertanya "lagi ngapain" ke atasan, dan juga tidak perlu sok ramah. 

Sikap bawahan ke atasan adalah yang menunjukkan rasa hormat. Bawahan sebaiknya tidak memulai untuk bercanda, kecuali merespon atasan yang memulai bercanda. Bila berpapasan dengan atasan, ucapkan selamat pagi saja sudah cukup. Tak perlu pakai basa-basi dengan ucapan "tampaknya bapak sibuk sekali ya?". Itu bisa dinilai sok akrab.

Pada dasarnya, basa-basi itu diperlukan tapi harus pas takarannya. Bahasa kerennya harus proporsional, sesuai dengan konteksnya. Tidak menjadikan basa basi lebih banyak porsinya ketimbang topik utama yang dibicarakan. Jika memang tak ada topik yang dibicarakan, hanya karena kebetulan bertemu, basa-basi cukup dua hingga tiga menit saja. 

Lain halnya bila dari pertemuan yang tidak disengaja itu, ada yang berinisiatif menceritakan sesuatu, dan yang mau mendengar juga lagi ada waktu, silakan saja ngobrol sepuasnya tanpa basa-basi. 

Tapi, seperti yang disinggung di atas, jika si pendengar tidak punya waktu, jangan sungkan untuk mohon pamit, hanya gara-gara takut dibilang tidak sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun