Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Efisiensi dan Investasi, Akankah Menjadi New Normal Dunia Bisnis?

11 Mei 2020   08:18 Diperbarui: 11 Mei 2020   13:26 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain menyebabkan mandeknya berbagai bidang usaha, wabah Covid-19 juga berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia.| Sumber: KONTAN/Fransiskus Simbolon

Pandemi Covid-19 di samping telah memakan demikian banyak korban jiwa di seluruh dunia, juga mereka yang tengah berjuang dalam perawatan di rumah sakit, tak dapat dipungkiri telah pula memukul perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia.

Bila kita perkecil skop pembahasannya dengan fokus pada dunia usaha, jelas Covid-19 telah menyengsarakan demikian banyak perusahaan. Tak heran bila jumlah pekerja yang terkena PHK di negara kita sudah jutaan orang.

Namun selalu ada hikmah di balik setiap bencana. Bagi perusahaan yang lolos dari jebakan kebangkrutan, tetap selamat meskipun sempat terhuyung, diyakini akan mampu berbisnis secara lebih efisien, antara lain karena belajar dari pengalaman dampak Covid-19.

Betapa tidak, sejak Maret lalu, cara bekerja di banyak perusahaan telah berubah secara total dengan menerapkan pola work from home (WFH). Agak sulit memang pada awalnya untuk menjalin koordinasi antar-atasan dan bawahan, antar sesama pimpinan perusahaan, atau antar sesama karyawan.

Tapi mungkin hanya butuh satu atau dua minggu saja, setelah terbiasa, semuanya menjadi normal. Tentu bukan normal seperti sebelum penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), tapi anggap saja sebagai new normal, karena pekerjaan tetap berhasil dilakukan, tanpa harus hadir secara fisik di kantor.

Pengalaman saya bekerja di sebuah BUMN, selama ini untuk melakukan rapat antar divisi, apalagi rapat yang diikuti oleh direksi dan komisaris, memakan biaya yang mahal. Padahal kegiatan rapat seperti itu bersifat rutin. 

Biaya rapat akan meningkat lebih besar lagi bila mengundang pihak dari luar perusahaan. Karena menghargai tamu, jamuan yang dihidangkan jadi lebih istimewa.

Adapun untuk biaya rapat rutin yang hanya diikuti pihak internal perusahaan, antara lain memerlukan biaya untuk mencetak dan fotokopi dokumen yang menjadi materi rapat, biaya makanan kecil, minuman kopi dan teh, serta biaya makan siang.

Selain itu lazim pula diadakan workshop atau focus group discussion yang diikuti oleh para pejabat di perusahaan, baik dari kantor pusat, maupun yang datang dari berbagai daerah. Acara ini dilakukan di hotel berbintang empat atau lima di ibu kota atau di daerah wisata seperti Bali, Yogyakarta, atau Batam.

Bayangkan betapa besar biaya yang dihemat bila workshop-nya dilangsungkan secara online saja. Biaya dokumen, hotel, makanan, dan biaya perjalanan bagi para peserta dari daerah, otomatis akan hilang.

Kembali ke pekerjaan harian, karena tidak melakukan perjalanan dari rumah ke kantor di pagi hari dan dari kantor ke rumah pada sore atau malam hari, bagi karyawan secara pribadi akan ada penghematan biaya transportasi. Termasuk pula biaya makan siang, tak perlu dikeluarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun