Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mahalnya Biaya Pesawat Kepresidenan, Menyewa Pesawat Garuda sebagai Pilihan

4 Maret 2020   10:08 Diperbarui: 4 Maret 2020   13:39 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

Tapi bagi negara berkembang, pilihan menyewa pesawat dengan tampilan di badannya diubah dengan simbol kenegaraan, lazim dilakukan. 

Itulah yang dialami Presiden Indonesia sejak dari era Soekarno yang menyewa pesawat PanAm milik perusahaan AS sampai beberapa presiden setelah itu yang menyewa pesawat Garuda karena Garuda sudah punya pesawat yang representatif.

Kemudian SBY berhasil mewujudkan impian adanya pesawat kepresidenan di tahun terakhir pada periode kedua kekuasaannya, seolah-olah memang dipersiapkan untuk presiden penggantinya.

Seperti ditulis oleh tempo.co (13/12/2013) pesawat kepresidenan BBJ 2 didesain untuk keperluan VIP dengan konfigurasi mewah dan memiliki kamar tidur utama yang dilengkapi toilet shower, ruang konferensi, ruang makan dan ruang tamu. Pesawat ini berharga US$ 91,2 juta.

Namun bukannya tidak ada Presiden negara lain yang naik pesawat komersial, antre dengan penumpang umum dan harus melewati metal detector di bandara. 

Presiden Pakistan Dr Arif Alvi terekam kamera seorang jurnalis saat sedang mengantre di bandara Islamabad untuk bertolak ke Turki dalam rangka kunjungan resmi (Kompas.com, 29/10/2018). 

Tidak disebutkan apakah Presiden Pakistan tersebut duduk di kelas bisnis atau kelas ekonomi. Tapi sepanjang aspek keselamatan dan keamanan bagi seorang presiden telah terpenuhi, bagi negara dengan anggaran terbatas, tak ada salahnya menomorsatukan efisiensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun