Apakah Saan Mustofa memang ditugaskan memberikan klarifikasi oleh Partai Nasdem atau hanya inisiatif pribadi, tidak didapat informasi yang jelas.
Saan sendiri relatif belum begitu lama di Nasdem, namun langsung dapat posisi, mengingat sebelum itu sudah punya jam terbang yang lumayan lama di Partai Demokrat dan pernah menjabat Wakil Sekjen.
Bersama Partai Demokrat, Saan mengukir prestasi karena terpilih menjadi anggota DPR-RI mewakili Provinsi Jawa Barat untuk dua periode berturut-turut sejak 2009.
Namun pada periode keduanya, tepatnya di tahun 2015, Saan mengundurkan diri dari DPR untuk bertarung pada pilkada Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Saan maju di pilkada tersebut bukan diusung oleh Demokrat, melainkan oleh Golkar, Nasdem dan Gerindra. Sayangnya Saan kalah dalam pilkada itu.Â
Baru setelah itu Saan bergabung dengan Nasdem yang langsung ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Barat.Â
Klarifikasi Saan Mustofa terkait motif Nasdem mewacanakan perubahan ketentuan masa jabatan presiden yang bukan untuk mencari muka itu, bisa ditafsirkan bahwa drama seputar Nasdem belum berakhir.
Tadinya begitu Presiden Jokowi hadir dan memberikan kata sambutan pada Kongres Partai Nasdem beberapa waktu lalu, diperkirakan telah mengakhiri drama itu.
Apalagi Jokowi sehabis menyampaikan pidato sambutan, langsung memeluk erat Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, lebih erat ketimbang Surya Paloh memeluk Ketua Umum PKS, Sohibul Iman, yang menghebohkan itu.
Seperti apa nasib Partai Nasdem dalam koalisi pemerintahan saat ini, masih menjadi tanda tanya. Banyak pengamat yang memprediksi tahun depan akan terjadi kocok ulang di Kabinet Indonesia Maju.
Apakah tiga orang menteri dari Nasdem yakni Syahrul Yasin Limpo sebagai Menteri Pertanian, Johnny G Plate sebagai Menkominfo dan Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, akan terkena reshuffle?