Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kalau Ahok Jadi Komisaris Utama BUMN, Percuma Saja?

15 November 2019   17:19 Diperbarui: 15 November 2019   17:26 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arief Poyuono, salah seorang pimpinan Partai Gerindra, menjadi narasumber Kompas TV pada siaran berita Kamis sore, 14/11/2019. Topiknya seputar jabatan yang akan diberikan oleh Kementerian BUMN kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Arief mendukung Ahok untuk menjadi Direktur Utama di PLN atau Pertamina. Namun penyiar Kompas TV kemudian bertanya, bagaimana kalau Ahok jadi komisaris utama?

Nah ini dia yang menarik. Menurut Arief, percuma saja bila Ahok jadi komisaris utama BUMN, karena itu jabatan yang tidak penting, hanya untuk cari makan.

Tolong dicatat, kalimat percuma di sini tidak datang dari kelompok yang tidak menyukai Ahok. Jadi harap dibaca sebagai terlalu "enteng" kalau Ahok hanya diberi jabatan komisaris. Gak ngefek, sehingga potensi yang dipunyai Ahok terbuang percuma.

Mungkin Arief terlalu underestimate dengan fungsi komisaris yang sebetulnya sangat strategis. Bukankah komisaris, apalagi komisaris utama, adalah kuasa tertinggi pemegang saham?

Maka di perusahaan swasta, seorang komisaris utama sangat ditakuti. Semua anggota direksi harus pintar-pintar mengambil hatinya, kalau tidak ingin ditendang.

Tapi itu kan di perusahaan swasta. Kalau di BUMN belum terdengar ada perusahaan yang berkinerja luar biasa karena kehebatan komisarisnya. Pasti yang dipuja puji adalah direktur utamanya. 

Begitu pula bila sebuah BUMN kinerjanya jeblok atau dililit kasus besar. Pasti yang dihujat direktur utama dan para direktur lainnya. Soalnya, semua juga tahu bahwa komisaris tidak ikut dalam aktivitas bisnis sehari-hari.

Terlepas dari soal Ahok, harus diakui bahwa selama ini kontribusi komisaris atas kemajuan BUMN relatif tidak terlihat. Justru bila ada komisaris yang "kuat" akan muncul fenomena matahari kembar yang membuat kondisi perusahaan kurang kondusif.

Nah, ketika komisaris utama dan direktur utama saling berbeda pendapat secara tajam, siapa yang akan terdepak? Biasanya keduanya saling melapor ke Menteri BUMN. 

Kemudian pihak kementerianlah yang menilai laporan mana yang lebih dipercaya, tentu dengan melihat berbagai bukti di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun