Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sering Jadi Ajang Pertengkaran, Kenapa Talk Show Tetap Diperlukan?

13 Oktober 2019   10:10 Diperbarui: 13 Oktober 2019   10:16 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu Perspektif sudah terkesan sangat berani, meskipun bila dibandingkan dengan acara talk show sekarang, masih kalah berani. Tapi begitu Soeharto tumbang, meskipun Perspektif tidak bertahan lama, berbagai acara sejenis pun bermunculan.

Dulu Wimar Witoelar belum berani tayang secara live. Namun dengan diskusi secara jernih, pertanyaan yang spontan dan jawaban yang juga spontan tanpa diedit, Wimar turut memberikan pendidikan politik bagi pemirsa.

Untuk masa mendatang, agar acara talk show lebih bermanfaat, pihak yang bertanggung jawab dalam mengangkat acara ini perlu melakukan sejumlah pembenahan, terutama menyangkut siapa pembicara yang layak ditampilkan.

Tokoh senior sekelas Emil Salim, boleh-boleh saja tampil, namun harusnya tidak disatupanggungkan dengan politisi muda yang portofolionya sudah diketahui sebagai temperamental.

Demikian pula figur-figur muda yang gampang terpancing emosinya harusnya di-briefing dulu sebelum tampil tentang etika dalam berdebat.

Terhadap mereka yang berkali-kali terbukti melanggar etika, setelah diberikan peringatan, namun tidak memperbaiki diri, ada baiknya di-black list.

Jika penyelenggara acara gagal mengambil langkah perbaikan, tidak ada salahnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berinisiatif untuk bertindak dengan menegur pihak manajemen stasiun televisi.

Ya kita tahu KPI terlalu sibuk mengamati acara talk show dengan genre lain, yakni yang berbau gosip artis. Demikian pula sinetron yang tidak bermutu masih saja ditayangkan banyak stasiun televisi. Tapi KPI sesekali juga harus peduli dengan talk show politik.

Dok. Tirto.id
Dok. Tirto.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun