Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sayembara Desain Ibu Kota Negara, Seberapa Antusias Peminatnya?

14 Oktober 2019   08:54 Diperbarui: 14 Oktober 2019   09:03 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak tertarik dengan hadiah uang sebesar Rp 2 miliar? Atau anggaplah sulit untuk meraih hadiah utama tersebut, hadiah harapan 2, yang posisinya di bawah pemenang 1, 2, 3, dan harapan 1, sudah tergolong besar yaitu Rp 250 juta.

Jarang ada sayembara berhadiah sebesar itu. Tapi kali ini, yang diminta dari peserta sayembara bukan hal ringan, namun berupa rancangan ibu kota negara (IKN) yang baru, yang lokasinya sudah diumumkan Presiden Jokowi belum lama ini. 

Itulah yang tersajikan dalam iklan setengah halaman di harian Kompas edisi Sabtu (5/10/2019). Sayembaranya tergolong langka dan wajar berhadiah luar biasa.

Tentu tidak sembarang orang bisa ikut sayembara di atas. Bahkan kemungkinan besar pesertanya bukan individu, tapi masing-masing terdiri dari satu tim, dengan dikoordinir oleh seseorang yang punya keahlian di bidang arsitektur.

Tapi mungkin juga peminatnya sepi. Soalnya pasti tidak gampang membuat rancangan IKN. Barangkali perlu biaya yang tidak sedikit buat menghasilkan rancangan yang baik. Itupun belum pasti menang.

Tampaknya inilah pengalaman pertama di negara kita melakukan sayembara rancangan sebuah kota, bukan kota biasa, tapi IKN yang tentu memerlukan banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Begitu pula fasilitas yang harus dimiliki suatu IKN, harus lengkap dan memadai.

Dulu, pada masa Presiden Sukarno, juga sering melakukan sayembara merancang sesuatu, bukan kota, hanya satu gedung atau satu bangunan utama saja 

Contohnya Tugu Monas dan juga Masjid Istiqlal, merupakan hasil sayembara. Hasilnya memang luar biasa, Indonesia punya tugu dan masjid yang monumental.

Sedangkan di IKN, tugu dan masjid, serta rumah ibadah lainnya, hanya satu bagian pendukung dari rancangan keseluruhan. Istana Presiden dan gedung semua kementerian serta lembaga tinggi negara, perumahan pejabat, gedung kedutaan besar negara-negara sahabat, akan menjadi yang utama.

Kemudian tentu diperlukan fasilitas pendukung seperti convention center, pusat perbelanjaan, hotel-hotel, sarana hiburan dan rekreasi, rumah sakit, sekolah dan kampus, taman kota, terminal angkutan, dan sebagainya.

Sebetulnya, kalangan yang berasal dari perusahaan properti swasta berskala besar telah berpengalaman merancang dan membangun sebuah kota mandiri.

Bintaro Jaya, Kota Legenda Wisata Cibubur, Podomoro City, BSD City, atau Proyek Meikarta yang sedang mandek, adalah beberapa contoh dimaksud.

Tapi kalau tidak keliru, perancang kota-kota mandiri tersebut kebanyakan adalah arsitek dan konsultan asing. Lagipula meskipun dalam iklannya disebut sebagai kota mandiri, luas dan kompleksitasnya masih setara kota kecamatan. Jelas tak bisa dibandingkan dengan IKN yang sedang disayembarakan.

Dari pengumuman sayembara IKN, tertulis bahwa peserta perlu memahami visi IKN yang merepresentasikan kemajuan bangsa yang unggul dan katalis peningkatan peradaban manusia Indonesia, melalui suatu desain yang memenuhi kriteria tertentu.

Kriteria tertentu itu terinci pada tiga hal. Pertama, mencerminkan identitas bangsa. Kedua, menjamin keberlanjutan lingkungan, sosial dan ekonomi. Ketiga, mewujudkan kota yang cerdas, modern, dan berstandar internasional.

Peserta sayembara diperkenankan pula bila diikuti oleh bukan WNI. Tapi harusnya ini peluang besar bagi perancang dalam negeri yang tentu lebih mengetahui kondisi Indonesia.

Arsitek yang banyak membangun gedung yang ikonik seperti Museum Tsunami Banda Aceh dan Masjid Raya Sumatera Barat, yang sekarang menjadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjadi salah seorang dari 13 orang yang masuk tim juri.

Nama populer lainnya di tim juri adalah Nyoman Nuarta yang banyak menghasilkan patung yang spektakuler, antara lain Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Pertanyaannya, seberapa antusias mereka yang punya keahlian untuk ikut sayembara? Masyarakat tentu harapannya sama dengan pemerintah, akan banyak rancangan yang layak, sehingga panitia bekerja keras untuk menentukan pemenangnya.

Semakin banyak pilihan yang layak berarti mimpi punya IKN yang betul-betul memenuhi kriteria smart city, forest city, kota yang plural dan toleran, serta nyaman bagi penghuninya, dapat terwujud kelak. 

Memang rancangan adalah satu hal, dan pembangunannya hal yang lain lagi karena berkaitan dengan anggaran yang amat besar dan rawan dikorupsi. 

Tapi paling tidak, dengan adanya rancangan yang layak, pemerintah dan masyarakat sudah punya bayangan IKN yang seperti apa yang akan dibangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun