Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Beats of Paradise", Ketika Gamelan Bali Kawin dengan Musik Funk

25 Agustus 2019   08:10 Diperbarui: 25 Agustus 2019   08:15 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Livi Zheng, nama perempuan muda asal Blitar yang menuntut ilmu perfilman di Amerika Serikat (AS) dan sekarang sudah menjadi sutradara di Hollywood, semakin banyak diperbincangkan di media massa.

Bagi pencinta film nasional mungkin namanya belum familiar. Belum setenar Hanung Bramantyo, Joko Anwar, Nia Dinata, Riri Riza, dan sutradara papan atas lainnya.

Tapi masa depan film nasional berharap banyak agar Livi Zheng memberi warna yang lebih cerah. Kalau bicara tentang bintang film, sudah beberapa aktor Indonesia yang membintangi film Hollywood, seperti Iko Uwais dan Joe Taslim. Namun untuk sutradara belum lagi terdengar dan ini yang dirintis Livi Zheng.

Nah, sekarang karya Livi Zheng sedang diputar di beberapa bioskop. Sayangnya karena filmnya yang berjudul "Bali, Beats of Paradise", tergolong semi dokumenter, hanya sedikit layar yang menayangkan.

Sebagai contoh, di Jakarta hanya empat bioskop yang memutar, masing-masing mengalokasikan satu layar di studio yang kapasitasnya kecil. 

Mungkin film ini dianggap kurang menjual dan sulit meraih penonton yang banyak. Apalagi ada saingan tangguh yang lagi diburu penonton yaitu film Bumi Manusia.

Namun sebetulnya film yang berdurasi sekitar 65 menit ini bukan film dokumenter berjenis menggambarkan program pemerintah yang membosankan.

Beats of Paradise juga punya cerita romantis, meski sebagai sisipan, yakni kisah cinta Nyoman Wenten dengan Nanik Wenten.

Nyoman awalnya pengajar gamelan dan tari sedang Nanik adalah muridnya. Keduanya saling jatuh cinta, menikah dan kemudian hijrah dari Bali ke AS sejak 40 tahun lalu, sama-sama mengajar di California Institute of The Artis. Nyoman mengajar gamelan dan Nanik jadi guru tari.

Perjuangan Nyoman Wenten memperkenalkan gamelan pada warga AS lumayan berhasil. Banyak yang berminat jadi muridnya dan akhirnya juga mahir memainkan alat musik tradisional yang ironisnya sudah kurang diminati di negeri sendiri.

Film Livi Zheng ini lebih banyak menggambarkan proses kolaborasi antara penyanyi top AS pemenang Grammy Award, Judith Hill, dengan Nyoman dan anggota pemusik gamelannya. 

Proses mereka merancang aransemen yang mengawinkan gamelan dengan musik barat bergenre funk cukup jelas tergambar. Sampai klimaks tuntasnya pembuatan video klip lagu yang diberi judul Queen of the Hill, diunggah di media sosial dan sukses dilihat lebih dari satu juta penonton.

Sungguh penonton mendapatkan pengetahuan yang berharga melihat proses kreatif dalam menciptakan musik, serta pengetahuan tentang musik gamelan dan tari Bali, termasuk filosofinya.

Mata penonton juga dimanjakan dengan pemandangan yang silih berganti antara keindahan kampus di AS dan keindahan alam Bali, lengkap dengan pura yang menawan.

Ada pula aksi gitaris jazz terkenal asal Bali, Wayan Balawan, dengan touch tapping style-nya. Balawan juga berkolaborasi dengan Nyoman Wenten.

Pada bagian penutup, penonton dapat bonus video klip utuh dari lagu Judith Hill di atas dan rekaman suara almarhum Gesang melantunkan Bengawan Solo saat credit title muncul di layar.

Film tersebut sudah tayang di AS dan Korea Selatan. Mudah-mudahan mata dunia menjadi terbuka akan keindahan alam dan budaya Indonesia, khususnya Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun