Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama FEATURED

Menengok Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, 12 Agustus 1902

12 Agustus 2019   09:11 Diperbarui: 12 Agustus 2021   08:05 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bung Hatta, yang bersama Bung Karno menjadi proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia, dilahirkan di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Artinya pada hari ini, Senin 12 Agustus 2019, tepat 117 tahun kelahiran Bung Hatta. 

Kebetulan seminggu sebelumnya, saya bersama keluarga berkesempatan mengunjungi Museum Kelahiran Bung Hatta di Jalan Soekarno Hatta No. 37, Kota Bukittinggi. Luasnya relatif kecil sebagai museum, namun sebagai rumah termasuk berukuran sedang, yakni sekitar 400 m2.

Masalahnya bagi pengunjung yang membawa kendaraan sendiri adalah kesulitan mencari tempat parkir yang terpaksa dilakukan di pinggir jalan raya.

Kepada kami, seorang pemandu memperlihatkan kamar tempat Bung Hatta dilahirkan. Jadi, Bung Hatta tidak dilahirkan di rumah sakit bersalin seperti anak-anak sekarang, tapi dengan memanggil seseorang yang ahli, semacam dukun beranak, yang dipanggil datang ke rumah.

Di rumah itulah Bung Hatta kecil tinggal sampai usia 12 tahun ketika harus pindah ke Padang untuk masuk sekolah MULO (setingkat SMP sekarang). Masih dari cerita si pemandu, rumah tersebut sempat dijual oleh ahli waris pada tahun 1960-an dan baru pada tahun 1994 dapat dibebaskan oleh Pemkot Bukittinggi untuk dibangun museum berupa rekonstruksi mirip dengan bangunan asli, termasuk pembagian kamar dan ruangan lain di rumah itu.

Panitia pembangunan merekonstruksi berdasarkan foto-foto yang ada dalam memoar Bung Hatta dan foto yang disimpan oleh keluarga besar Bung Hatta.

Rumah yang banyak menggunakan kayu dan bambu itu terdiri dari dua lantai dan peresmiannya sekaligus untuk memperingati hari kelahiran Bung Hatta, pada tanggal 12 Agustus 1995.

Dok pribadi
Dok pribadi
Bung Hatta sendiri nama lahirnya adalah Muhammad Atthar. Ibunya bernama Saleha, sedangkan ayahnya seorang ulama terpandang ketika itu, Muhammad Djamil. Namun sang ayah meninggal saat Bung Hatta masih berusia 8 bulan.

Ayah tirinya, Haji Ning sangat sayang pada Bung Hatta. Bung Hatta sendiri baru tahu bahwa ayahnya itu adalah ayah tiri ketika berusia 5 tahun.

Seperti yang kita baca dari banyak sekali buku-buku tentang Bung Hatta, perjuangannya dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman penjajah Belanda dan Jepang, sungguh luar biasa.

Bung Hatta bersama Soekarno disebut sebagai dwitunggal yang memimpin bangsa Indonesia sampai tahun 1956 ketika Bung Hatta mundur dari jabatan Wakil Presiden RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun