Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kapal Penumpang Teluk Bayur-Tanjung Priok Hidup Lagi

13 Juli 2019   07:46 Diperbarui: 15 Juli 2019   21:24 1755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal. (KOMPAS/NOBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR)

Sebuah berita di Kompas (26/6/2019) menarik perhatian saya. Judulnya adalah "Pelayaran Padang-Jakarta Bakal Diaktifkan Kembali." Rupanya kapal penumpang milik Pelni sudah beberapa tahun tidak berlayar dari Teluk Bayur (pelabuhan laut di Padang) ke Tanjung Priok (pelabuhan laut di Jakarta) dan sebaliknya.

Ditutupnya jalur laut di atas tentu dampak dari maraknya penerbangan berbiaya murah. Tarif pesawat dari Padang ke Jakarta hanya sekitar Rp 500.000. Tapi era maskapai murah tersebut telah berlalu meskipun perkembangan terbaru untuk hari dan jam tertentu akan disedikan sejumlah kursi dengan harga murah.

Jadi, mahalnya harga tiket pesawat sebetulnya mempunyai efek positif bagi moda transportasi lain. Sekarang setelah moda transportasi bus kembali dilirik penumpang dari Padang ke Jakarta dan sebaliknya, giliran kapal laut yang kembali bangun dari tidur panjangnya.

Bila kapal yang dipakai berukuran besar seperti Kapal Motor (KM) Kerinci yang dulu pernah saya naiki beberapa kali pada rentang waktu dari tahun 1984 sampai 1986, menurut saya menjadi pilihan yang lebih nyaman ketimbang naik bus.

Hanya saja kalau naik kapal di kelas ekonomi dan penumpang lagi penuh, memang agak sengsara juga bila tak kebagian tempat tidur. Bahkan kalaupun kebagian tempat tidur, harus menyewa kasur dan bantal, karena di kelas ekonomi hanya menyediakan tempat merebahkan tubuh beralaskan besi tanpa sekat. 

Bayangkan kalau lagi penuh tentu para penumpang tidur dengan kondisi saling berdempetan. Bisa saja kepala seseorang berada di telapak kaki penumpang lain.

Namun kalau membeli tiket yang mendapat fasilitas kamar, maka ini yang terasa nyaman. Ada berbagai kelas kamar, dari yang satu kamar untuk 2 orang sampai satu kamar untuk 8 orang dengan empat tempat tidur bertingkat.

Asyiknya naik kapal adalah karena penumpang bebas bergerak, jalan-jalan ke berbagai sudut kapal yang terdiri dari beberapa lantai. Jadi kaki atau sekujur tubuh tidak akan pegal seperti naik bus jarak jauh.

Di atas kapal ada ruang makan yang dibuka pada jam-jam tertentu yang merupakan fasilitas tanpa dipungut bayaran lagi karena sudah termasuk di harga tiket. Kalau malam hari di ruang makan tersebut ada pertunjukan musik.

Bila terasa lapar di luar jam buka restoran atau bila tak cocok dengan jatah makanan yang gratis, penumpang bisa membeli makanan di kounter yang tersedia. 

Biasanya mie instan dan kopi instan jadi yang paling laris. Tapi harganya memang kurang bersahabat, dua sampai tiga kali lipat di atas harga normal.

Tersedia pula masjid yang relatif luas dan di jam tertentu ada ceramah agama. Penumpang juga bisa ikut senam pagi. Bisa berjemur sambil membaca buku. Atau sekadar ke anjungan kapal melihat air laut yang tersibak, sudah cukup menarik.

Tapi bagi yang mabuk laut memang perlu hati-hati dan tidak lupa minum obat sebelumnya. Kalau dari Padang ke Jakarta biasanya saat melewati Selat Sunda ombak lumayan tinggi dan dari jendela kamar terlihat permukaan air yang sebentar miring ke kiri kemudian berganti miring ke kanan.

Titik kritis kalau bepergian naik kapal adalah saat berlabuh dan turun kapal. Rasanya badan masih bergoyang serasa masih di atas kapal. Perlu penyesuaian beberapa jam sampai normal kembali.

Untuk lamanya perjalanan, kapal laut sedikit lebih cepat ketimbang bus. Seingat saya, bila misalnya berangkat dari Teluk Bayur hari Minggu jam 8 malam, hari Selasa jam 8 pagi sudah berlabuh di Tanjung Priok. Jadi waktu total sekitar 36 jam.

Sedangkan kalau naik bus lebih lama beberapa jam. Rata-rata butuh waku sekitar 40 jam-42 jam bila tak ada halangan di jalan. Berbeda dengan di kapal yang bisa mandi secara bebas karena banyak kamar mandinya, penumpang bus relatif sulit untuk mandi. Hanya bila bus berhenti di tempat makan yang kamar mandinya banyak dan bersih, baru penumpang bisa mandi.

Satu hal yang dibutuhkan sehabis naik bus jarak jauh seperti rute Padang-Jakarta adalah pergi ke tukang urut agar aliran darah kembali normal sekaligus menghilangkan rasa pegal.

Selamat datang kembali kapal penumpang di jalur Teluk Bayur-Tanjung Priok. Sebagai negara bahari, sepantasnyalah kapal penumpang menjadi andalan dalam bepergian antar pulau.

O ya, hampir kelupaan, kalau bisa tarif kapal untuk kelas ekonomi bisa bersaing dengan bus dan untuk kelas yang ada kamarnya sedikit di atas bus namun jauh di bawah tarif pesawat.

Sekarang tarif pesawat Padang-Jakarta (lupakan tiket murah yang harus pesan 3 minggu sebelumnya, itupun untuk hari dan jam tertentu) rata-rata Rp 1.400.000. Tarif bus Rp 400.000. Sedangkan tarif kapal, kita tunggu setelah resmi beroperasi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun