Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mampukah PDIP Mengkloning Jokowi?

8 Juni 2019   09:08 Diperbarui: 8 Juni 2019   10:04 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan asumsi Joko Widodo menuntaskan pengabdiannya sebagai Presiden sampai 2024, PDIP menjadi partai yang paling lama berkuasa setelah tumbangnya Soeharto tahun 1998. Selain Jokowi yang menjabat dua periode, Megawati juga pernah menjadi Presiden selama sekitar 3 tahun. Dengan demikian PDIP lebih unggul ketimbang Partai Demokrat yang memerintah selama 10 tahun saat SBY menjadi Presiden.

Masalahnya, setelah Jokowi tak mungkin lagi mencalonkan diri di tahun 2024, sampai sekarang belum terlihat kader PDIP yang sekaliber Jokowi. Jokowi memang merupakan anugerah terindah buat PDIP dan karenanya menjadi hal yang mendesak bagi PDIP bagaimana caranya orang seperti Jokowi bisa "dikloning". 

Mengkloning di sini lebih dimaksudkan bagiamana memindahkan karakter Jokowi ke kader potensial PDIP lainnya. Dulu saat Rieke Diah Pitaloka diusung PDIP sebagai cagub Jawa Barat, sering tampil dengan memakai baju kotak-kotak seperti gaya Jokowi-Ahok ketika memenangkan pilgub DKI Jakarta 2012, sehingga diberitakan media massa sebagai kloning dari Jokowi.

Meskipun waktu itu, seperti yang dilansir dari merdeka.com (16/11/2012), Rieke mengatakan Jokowi adalah role model-nya dalam arti Rieke meniru bagaimana Jokowi menjadi pemimpin yang mencintai rakyat dengan kesederhanaan, ketulusan, kerja keras dan kejujuran, dan pakaian kotak-kotak sebagai simbol dari perubahan, faktanya Rieke yang berpasangan dengan Teten Masduki gagal meraih kursi Gubernur Jabar. 

Ayo, sekarang siapa kader PDIP yang paling siap bertarung untuk pilpres 2024? Mumpung masih tersedia cukup banyak waktu, harus mampu mengkloning Jokowi. Kalau tidak, PDIP harus legowo jadi oposisi lagi seperti saat SBY menjadi Presiden, atau mengusung calon dari partai lain yang lebih potensial untuk menang, seperti yang dilakukan Golkar, Nasdem dan beberapa partai lain saat ini.

Jika hanya mengincar kursi wapres sedangkan capresnya dari partai lain, pasti sangat banyak kader PDIP yang layak dipinang. Namun pasti bukan hal itu yang diinginkan PDIP, karena sama saja dengan mendegradasi partainya sendiri.

Banyak yang menyebut Ganjar Pranowo dan Puan Maharani menjadi kader yang disiapkan PDIP untuk menggantikan Jokowi. Silakan publik menilai apakah kualitas kepemimpinan kedua nama tersebut sudah setara Jokowi? Bisa jadi sudah, tapi dari sisi popularitas, tampaknya masih belum.

Maka inilah PR besar yang tidak gampang bagi PDIP, yang nota bene adalah partai pemenang pemilu legislatif 2019. Jangan sampai publik beranggapan Jokowi hanyalah sebuah pengecualian yang sangat menguntungkan buat PDIP, karena rata-rata kader PDIP belum mampu unjuk gigi sehebat Jokowi.

Dari sisi kepintaran, ada banyak orang pintar di PDIP, demikian pula dari sisi penampilan, banyak yang lebih gagah dari Jokowi. Tapi seperti yang disebutkan Rieke di atas, dari sisi kesederhanaan, ketulusan, kerja keras dan kejujuran, tidak mudah menirunya. Jokowi mungkin dari sono-nya sudah begitu, sehingga yang kepincut duluan malah pengurus dari partai lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun