Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sistem KPU Diserang Tiap Jam, China dan Rusia Menyasar Pemilu?

18 Maret 2019   22:03 Diperbarui: 18 Maret 2019   22:19 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menulis artikel ini setelah baru saja selesai menonton tayangan di Kompas TV berupa liputan investigatif dengan pembawa acara Aiman Witjaksono. 

Acara Aiman pada Senin malam (18/3/2019) yang saya tonton berjudul: "China & Rusia Menyasar Pemilu?". Harap diperhatikan, dengan adanya tanda tanya di belakang judul, sudah dapat dipastikan bahwa Aiman masih belum bisa memastikan keterlibatan China dan Rusia pada pemilu di negara kita.

Bahkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman yang diwawancara secara khusus oleh Aiman juga tidak bisa memastikan, selain mengatakan bahwa sistem di KPU rata-rata setiap jam mendapat serangan dari para hacker.

Serangan tersebut berasal dari mana-mana, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Yang dari luar negeri tidak hanya Rusia dan China. Hal ini bisa dilihat dari IP adress-nya, ujar Arief . 

Namun bisa saja penyerang adalah orang Indonesia dengan menggunakan alamat luar negeri atau sebaliknya. Kepastian baru bisa didapat bila pelaku tertangkap.

Syukurnya semua serangan itu sejauh ini tidak berpengaruh terhadap data yang ada di sistem KPU, karena KPU bisa membentengi sistem IT-nya, seperti dilansir dari indopos.co.id (13/3/2019).

Hanya saja, masih menurut indopos.co.id, media asing Bloomberg memberitakan bahwa sistem KPU diretas oleh hacker dari Rusia dan Tiongkok. Tujuannya mencoba memanipulasi atau memodifikasi konten untuk menciptakan apa yang disebut pemilih hantu atau pemilih dengan identitas palsu.

Namun seperti sudah dikatakan Arief Budiman, sistem KPU masih aman dan tidak mengganggu seluruh tahapan pemilu. Semoga dengan demikian nantinya tidak ada pihak yang menuding pemilu tidak fair dan merugikan capres atau caleg tertentu gara-gara data yang tidak valid.

Ada baiknya untuk mengantisipasi serangan yang lebih canggih, KPU juga meningkatkan kemampuan benteng pertahanannya. Jangan karena selama ini belum berhasil dijebol hacker, bagian IT security di KPU lengah atau terlalu percaya diri.

Berkaca pada penanganan sistem IT di bank-bank besar yang punya puluhan juta nasabah, organisasi IT-nya selalu berkembang, dengan konsekuensi penambahan personil dan pengeluaran untuk IT juga membengkak. Tapi itu harus dilakukan karena bila jebol biaya pemulihannya lebih besar lagi dan bisa-bisa reputasi bank tersebut hancur.

Kalau dulu di bank-bank besar hanya ada satu divisi yang menangani IT, sekarang levelnya sudah punya direktur khusus bidang IT yang membawahi antara lain divisi operasional IT, divisi sekuriti IT, dan divisi perencanaan IT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun