Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bukan Faktor Penentu, Debat Cawapres Tetap Ditunggu

14 Maret 2019   08:10 Diperbarui: 14 Maret 2019   10:33 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemilih pada pilpres mendatang diduga sudah punya gambaran yang lebih lengkap tentang kekuatan dan kelemahan dari paslon 01 Jokowi-Ma'ruf dan paslon 02 Prabowo-Sandi. Tentu yang menjadi faktor penentu lebih kepada kualitas capresnya, Jokowi head to head dengan Probowo, bukan antara Ma'ruf Amin versus Sandiaga Uno.

Namun, bagaimanapun juga debat antar cawapres yang akan berlangsung tanggal 17 Maret 2019 ini tetap menarik untuk ditunggu, karena wapres bukanlah jabatan seremonial belaka, dan juga bukan menjadi "ban serap".

Toh kalaupun jadi ban serap, ban serap itu pernah digunakan ketika ban utama "pecah". Itu terjadi waktu Wapres BJ Habibie otomatis menjadi Presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri tahun 1998, dan ketika Gus Dur dilengserkan lalu diganti oleh Wapres Megawati tahun 2001.

Jelaslah bahwa posisi RI-2 sangat strategis. Bahkan tidak tertutup kemungkinan seorang pemilih menjatuhkan pilihannya ke paslon 01 atau 02 justru karena tertarik dengan kualitas cawapres yang digandeng capresnya. 

Makanya, acara debat cawapres perlu kita simak bersama, bagaimana seorang anak muda yang energik berhadapan dengan seoarang ulama yang sederhana dan bijaksana. 

Diduga perdebatan yang sengit memang tidak akan muncul. Sandi mungkin sungkan kalau harus mendebat pendapat seorang kiyai besar. Sebaliknya Ma'ruf Amin memang pada dasarnya berbicara secara terstruktur, tidak meledak-ledak. 

Kemunculan Ma'ruf Amin yang diluar dugaan banyak orang sangat menarik dicermati. Awalnya sebagian pendukung Jokowi sendiri yang sulit menerima Ma'ruf. Kemudian pernah pula terbetik kabar bahwa Ma'ruf belum turun berkeliling melakukan penggalangan dukungan.

Setelah Ma'ruf bersafari keliling berbagai daerah, terbukti bahwa fisik beliau ternyata cukup fit. Akhirnya, mereka yang tadinya underestimate mulai memahami strategi Jokowi kenapa menggandeng Ma'ruf. Tidak terdengar pendukung Jokowi yang hengkang gara-gara tidak suka Ma'ruf.

Justru ada yang tadinya tidak suka Jokowi, sekerang malah jadi pendukung karena faktor Ma'ruf Amin, umumnya dari warga Nahdlatul Ulama.

Adapun tentang Sandiaga, tentu tidak perlu dipertanyakan kekuatan fisiknya. Ia terlihat begitu mobile mengelilingi nusantara, dan di setiap kota tak lupa berolahraga, lari atau bersepeda. 

Banyak media yang memberitakan bahwa Sandi adalah favoritnya emak-emak. Namun, kebenarannya masih perlu diuji.

Akan seperti apa bila kedua cawapres tersebut satu panggung saling berdebat? Itulah yang kita tunggu. Semoga debat belangsung lancar dengan bahasa yang mengalir lancar.

Publik tidak perlu kecewa bila masing-masing cawapres tidak menguasai semua bidang yang ditanyakan dalam debat. Toh nantinya bila memang terpilih, faktor leadership-nya yang lebih berperan dan soal ketidaktahuan atas bidang tertentu, bisa ditutupi oleh para menteri atau staf ahli.

Di tengah aroma persaingan yang tajam antar kedua paslon, kita tetap berharap terciptanya suasana yang damai dan saling menghargai. Toh, semuanya demi negara yang amat kita cintai ini, bukan semata-mata demi kemenangan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun