Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Riko Simanjuntak, Gaya Permainannya Menghibur Penonton

4 Desember 2018   15:02 Diperbarui: 4 Desember 2018   15:00 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. football-tribe.com

Mungil, lincah, meliuk-liuk menggocek bola, dan sering menang adu sprint,  lalu melepaskan umpan yang memanjakan striker, begitulah penampilan Riko Simanjuntak di lapangan hijau. Penampilan yang sangat menghibur penonton. Setiap Riko menguasai bola, penonton yang mendukung klub yang dibela Riko bersorak kencang, sebaliknya pendukung klub lawan langsung cemas, karena Riko selalu menebar ancaman.

Ya, nama Riko sekarang demikian populer sejak ia bergabung dengan klub elit Persija Jakarta. Riko dijuluki raja assist, karena menjadi duet maut bersama Marko Simic. Riko yang memberi assist, dan dituntaskan menjadi gol oleh Marko. Gelar ini tidak hanya diberikan oleh media lokal, tapi juga media di kawasan Asia Tenggara, karena kepincut dengan permainan Riko saat Persija menghadapi Tampines Rovers (Singapura) dan Johor Darul Takzim (Malaysia) pada turnamen Piala AFC awal tahun ini.

Penampilan gemilang Riko "memaksa" siapapun pelatih timnas senior untuk meliriknya, meskipun awalnya mungkin ragu-ragu melihat tubuhnya yang mungil. Luis Milla memang akhirnya mencoret Riko untuk timnas yang berlaga di Asian Games yang lalu, tapi itu barangkali karena hanya tersedia 3 slot untuk pemain senior berusia di atas 23 tahun.

Bima Sakti yang ditunjuk menjadi pelatih timnas senior untuk turnamen Piala AFF yang lalu, meskipun memangil Riko, pada laga pertama, Riko hanya menjadi pemain pengganti. Tapi setelah itu, Riko selalu main sejak menit awal. Orang lain boleh under estimate dengan fisiknya kecil, padahal kecil-kecil cabe rawit.

Riko relatif terlambat mengorbit secara nasional. Pemuda kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 26 Januari 1992 itu,  baru agak dikenal setelah memperkuat Semen Padang pada kompetisi Indonesia Soccer Championship A (sekarang disebut Liga 1) tahun 2016 dan berlanjut di Liga 1 2017. Waktu di Semen Padang Riko sudah menjadi duet maut dengan Marcel Sacramento. 

Tapi karena prestasi klub Semen Padang yang menurun, bahkan terdepak ke Liga 2 di tahun ini , Riko belum menjadi buah bibir pencinta sepak bola seperti sekarang ini. Setelah menerima pinangan Persija di akhir tahun 2017, Riko pun tak terbendung lagi.

Berbeda dengan pemain yang dari junior sudah membela timnas, seperti Bambang Pamungkas atau pemain eks Primavera, sejarah masa remaja Riko tidak banyak diketahui publik. Tapi bila disimak dari wikipedia, Riko dulu bermain di PSMS Medan tahun 2012-2013 (saat itu PSMS masih bermain di kompetisi setara Liga 2), PS Bangka (2014), dan Gresik United (2015).

Bolalob.com (7/6/2018) pernah pula mengungkapkan masa kecil Riko yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Riko dituntut untuk membantu perekonomian keluarga dengan berjualan mainan anak-anak. Mungkin penderitaan di waktu kecil itu yang menempa Riko menjadi seorang yang selalu bersemangat, seperti yang ia tunjukkan di lapangan hijau.

Persija sungguh beruntung punya seorang Riko Simanjuntak. Meskipun tahun depan belum pasti Riko akan bermain di klub mana, kabarnya klub dari Thailand tertarik merekrutnya (tribunnews.com, 21/11/2018), Riko tetap sebagai aset bagi persepakbolaan Indonesia yang harus senantiasa mengasah kemampuan agar semakin mengkilap lagi.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun