Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Stadion di Komplek Kopassus Cijantung Sebaiknya Dijadikan Markas PS Tira

2 Desember 2018   04:32 Diperbarui: 2 Desember 2018   08:50 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Kopassus Cijanting (dok. topskor.id)

Sejak Liga 1 bergulir tahun 2017 lalu, ada yang menarik, karena muncul dua klub yang tidak berbasis kedaerahan, tapi menyandang nama institusi yang berkaitan dengan keamanan masyarakat dan kedaulatan negara. Dua institusi itu adalah kepolisian yang membentuk Bhayangkara FC dan ketentaraan yang membentuk PS TNI yang kemudian berubah nama jadi PS Tira.

Karena tidak menyandang nama daerah tertentu, dan juga karena di kota manapun ada polisi dan tentara, maka sebetulnya tak ada masalah bila kedua klub itu memilih homebase atau markas di manapun juga yang disenangi pihak manajemen klub, tentu sepanjang telah memenuhi persyaratan dari pengelola liga.

Bhayangkara FC beberapa kali berpindah markas, mulai dari Gelora Delta Sidoarjo, Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Patriot Bekasi, sampai akhirnya menetap di stadion milik kepolisian sendiri, yakni di komplek Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta Selatan.

Awalnya Stadion PTIK hanya sebagai sarana buat para polisi berolahraga dan tidak dimaksudkan untuk menggelar pertandingan sepak bola profesional. Tapi dengan berbagai pertimbangan, stadion itu direnovasi, sehingga memenuhi persyaratan untuk jadi kandang Bhayangkara FC.

Kapasitas stadion memang kecil, sekitar 2.000 penonton yang bisa duduk di tribun. Namun mengingat basis suporter yang belum banyak, langkah yang diambil Bhayangkara FC pantas diapresiasi, sehinga para pemain betul-betul merasakan bisa bermain di lapangan yang familiar dan punya hubungan historis dengan institusi yang menaunginya.

Nah, cara yang ditempuh oleh Bhayangkara sebaiknya juga dicontoh oleh PS Tira. Sekarang ini, klub yang terancam terdegradasi ke Liga 2 itu bermarkas di Stadion Sultan Agung, Bantul, DI Yogyakarta. Sebelum itu, mereka pernah berkandang di Stadion Siliwangi Bandung dan Stadion Pakansari Bogor. 

Menjadi pertanyaan, kenapa Stadion Atang Sutresna yang berada di Komplek Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, tidak dijadikan markas PS Tira? Kualitas lapangannya sebetulnya lumayan bagus, makanya pernah dipilih Indra Sjafri saat menggembleng timnas U-19 sebelum berlaga pada Piala AFC U-19 Oktober lalu.

Tentu kalau manajemen PS Tira berniat untuk menggunakan stadion tersebut, perlu mengeluarkan biaya untuk renovasi agar memenuhi kualifikasi dari PSSI atau pengelola liga. Terutama tribunnya harus diperluas, agar setidaknya bisa menampung sekitar 2.000 penonton seperti di PTIK.

Namun hal itu pasti lebih punya keterikatan batin dengan para pemain dan juga pendukungnya yang rata-rata berasal dari tentara dan keluarganya. Memang, bagi warga yang bukan dari keluarga tentara, bisa jadi masuk stadion itu terasa "menyeramkan" karena harus melewati melewati penjagaan di gerbang masuk, karena dekat stadion juga dikelilingi oleh perumahan anggota Kopassus dan prasarana lain.

Tapi, kalau sudah beberapa kali ke sana, tentu sudah biasa saja. Buktinya anak-anak sekolah di sekitar Cijantung diperkenankan untuk menggunakan lapangan tersebut untuk praktik mata pelajaran Olahraga. Atau nantinya, bisa dibuatkan akses khusus ke satdion yang tidak mengganggu penghuni komplek perumahan Kopassus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun