Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bongkar Pasang Pelatih di Klub Liga 1, Seberapa Efektif?

1 Desember 2018   02:16 Diperbarui: 1 Desember 2018   02:31 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djajang Nurdjaman, didepak PSMS, berhasil di Persebaya (dok. tribunjatim.com)

Bagi mereka yang rutin mengikuti perkembangan klub-klub yang berkompetisi di Liga 1, tentu sudah tahu tentang nasib yang menimpa seorang pelatih sepak bola, Widodo Cahyono Putro.

Di tengah kepungan pelatih asing, Widodo sebetulnya adalah salah satu dari sedikit pelatih lokal yang berprestasi. Memang setelah menyelesaikan 32 dari 34 kali laga selama musim kompetisi 2018, klub yang diarsiteki Widodo, Bali United, melorot ke peringkat 7, padahal sebelumnya sering nangkring di papan atas.

Tapi coba cermati, saat ini (1/12), dari 6 klub penghuni papan atas, peringkat 1 sampai 5, yakni PSM, Persija, Persib, Bhayangkara, dan Borneo, semuanya ditangani pelatih asing. Barulah di peringkat 6 yang dihuni Persebaya, adalah hasil racikan pelatih lokal, Djadjang Nurjaman. Lalu setelah itu, Bali United itu tadi.

Hebatnya, Persebaya awalnya selama paruh musim pertama, menggunakan jasa pelatih asing Alfredo Vera, yang tahun 2017 sukses mengantarkan klub dari kota pahlawan itu menjuarai Liga 2, sekaligus promosi ke Liga 1. 

Sayangnya Alfredo keteteran setelah Persebaya berlaga di Liga 1. Karena Persebaya sering bertengger di peringkat belasan, akhirnya Alfredo dicopot dan masuklah Djadjang. Ironisnya Djadjang juga baru didepak oleh manajemen PSMS Medan, karena tak pernah beranjak dari zona degradasi atau 3 peringkat terbawah.

Ternyata chemistry Djajang cocok dengan Persebaya, karena perlahan-lahan prestasi klub yang digila-gilai para bonek tersebut merangkak naik. Sementara itu klub kota Medan yang akhirnya mendatangkan pelatih asing Peter Butler tetap terpuruk di dasar klasemen.

Nah kembali ke kisah Widodo yang disinggung di awal tulisan ini, sekarang sudah tidak lagi bersama klub dari Pulau Dewata. Ia tidak dicopot dan tidak pula mengundurkan diri, tapi perjanjiannya dengan manajemen Bali United memang antara lain berbunyi bahwa kerjasama otomatis berakhir bila Bali United mengalami tiga kali kekalahan berturut-turut. Dan pada laga ke 30, 31, dan 32, Bali United takluk dari lawan-lawannya.

Alhasil pada 2 laga terakhir yang  tersisa, meski sebetulnya amat krusial bila ingin kembali ke papan atas, Bali United tidak punya pelatih kepala. Untuk sementara Eko Pujianto, asisten pelatih, mengemban tugas untuk memimpin.

Soal bongkar pasang pelatih dalam satu musim kompetisi, ternyata tidak hanya dialami Bali United, Persebaya dan PSMS. Sriwijaya FC bahkan gonta ganti 3 kali, mulai dari Rahmad Darmawan, Subangkit dan Alfredo Vera. 

PSIS, Arema, Mitra Kukar, PS Tira, Persipura dan Perseru Serui juga berganti pelatih. Hitung saja, ternyata 10 dari 18 klub peserta Liga 1 tahun ini, melakukan bongkar pasang pelatih. Pertanyaannya adalah, seberapa efektif pergantian tersebut?

Sejauh ini, hanya Persebaya dan PSIS yang pelatih barunya lebih berhasil dari pelatih sebelumnya. PSIS sekarang ditangani Jafri Sastra, sukses menghindar dari zona degradasi. Jafri menggantikan pelatih asal Italia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun