Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Selama Janur Kuning Belum Melengkung" dan Pergantian Pengurus di BUMN

8 Maret 2018   14:05 Diperbarui: 8 Maret 2018   14:16 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RUPS sebuah bank BUMN (dok. suara,com)

"Selama janur kuning belum melengkung,..." adalah ungkapan yang sering dipakai untuk menyemangati cowok yang naksir berat pada seorang cewek yang sudah punya pacar. Maksudnya, selama statusnya masih berpacaran, belum terikat dalam pernikahan yang sah secara agama dan negara, maka masih terbuka kemungkinan bagi cowok lain untuk berjuang mendapatkan cinta si cewek buruannya.

Mungkin analog di atas tidak begitu pas dengan topik berikut ini yang membahas manajemen di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Maksudnya begini, karir tertinggi bagi seseorang yang merintis karir di sebuah BUMN, adalah menjadi direktur yang sekaligus berarti menjadi anggota dewan direksi. Jadi wajar rasanya kalau banyak pejabat BUMN yang berjuang keras meraih kursi direktur.

Di setiap BUMN biasanya beredar beberapa nama yang disebut-sebut menjadi calon kuat untuk menduduki kursi empuk tersebut. Tapi bagi yang merasa punya kemampuan, padahal namanya tidak ikut yang disebut-sebut, tidak usah berkecil hati. Seperti diketahui, direksi dan juga komisaris BUMN ditetapkan melalui forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Nah, selama janur belum melengkung,.. eh maksudnya selama RUPS belum diselenggarakan, silakan berjuang dengan cara masing-masing.

Kebetulan sekarang adalah bulan Maret. Inilah bulan saat banyak BUMN menyelenggarakan RUPS, karena laporan kinerja sepanjang tahun 2017 telah selesai diaudit akuntan publik, dan akan dipertanggungjawabkan direksi pada forum RUPS tersebut. Menurut pengumuman dari bank-bank BUMN, direncanakan akan melangsungkan RUPS pada minggu ketiga dan keempat bulan ini.

Pada RUPS tahunan, agendanya bersifat standar, antara lain terdiri dari persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan perseroan, persetujuan penggunaan laba bersih, penetapan remunerasi direksi dan komisaris, penunjukan kantor akuntan publik tahun buku 2018, dan perubahan pengurus perseroan. Di antara berbagai agenda tersebut, penetapan pergantian pengurus adalah yang paling membuat dag-dig-dug pejabat BUMN yang lagi mengadakan RUPS.

Yang lagi menjabat sebagai direktur atau komisaris bertanya-tanya siapa yang "habis", sedangkan bagi yang berharap menggantikan, menunggu-nunggu apakah namanya akan muncul. Masalahnya itu tadi, "selama janur kuning belum melengkung....", karena pejabat Kementerian BUMN sebagai wakil pemegang saham pengendali bisa saja merubah nama sampai last minute.

Memang banyak BUMN yang sudah go public. Namun, dengan saham yang dilepas ke publik paling banyak sekitar 40%, maka keputusan tetap ada di tangan pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN. Banyak yang menilai calon jadi adalah si A atau si B, dengan alasan karena senior, karena prestasi, atau karena punya backingsecara politis, dan sebagainya.

Namun anggaplah ada seorang yang bernama Z yang selama ini seperti tidak ikut dalam percaturan, tapi diam-diam ia berjuang melalui jalur lain. Bukankah ada pepatah, banyak jalan menuju Roma? Begitu juga kalau menuju kementerian BUMN, ada banyak jalur.

Maka, begitu agenda tentang perubahan susunan pengurus mau dibacakan, banyak yang menahan nafas, menunggu wakil dari kementerian menyerahkan selembar surat kepada pimpinan RUPS, untuk dibacakan. Isinya adalah memberhentikan nama-nama tertentu dan menetapkan nama-nama penggantinya. Tapi ini masih berupa usulan untuk dimintakan pendapat floor.

Namun karena mayoritas saham dimiliki oleh pemerintah, tentu waktu pemungutan suara dilakukan, usulan tersebut akan disetujui dan menjadi keputusan RUPS. Lalu begitu rapat berakhir, ramailah yang mengucapkan selamat dan menyalami pengurus baru. Boleh-boleh saja ada yang bertanya kenapa bukan nama yang digadang-gadang sebelumnya yang terpilih, kok yang jadi adalah "anak kemaren sore", atau kok yang sudah tua masih dipakai, kok orang luar yang diambil, dan pertanyaan protes pasif lainnya.

Begitulah, karena  "janur kuning sudah melengkung", ya mari didukung agar BUMN yang dipimpinnya berhasil. Bagi yang masih ingin mendapat kesempatan, silakan berjuang lagi, siapa tau untuk masa berikutnya akan berhasil. Yang pasti, setiap keputusan pergantian pengurus tentu sudah memenuhi kriteria yang dipakai Kementerian BUMN. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun