Mohon tunggu...
Irwan P. Ratu Bangsawan
Irwan P. Ratu Bangsawan Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Pantun yang Memprihatinkan

6 Agustus 2013   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:33 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu cabang seni warisan leluhur yang saat ini dalam kondisi yang cukup memrihatinkan adalah seni berpantun. Pada masa keemasannya, pantun digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat di semua bidang kehidupan. Dari situ kemudian dikenallah pantun muda mudi, pantun jenaka, pantun agama dan seterusnya.

Saat ini penggunaan pantun sudah sangat terbatas. Ia hanya digunakan hanya saat ada upacara adat dan agama saja. Sebagai ilustrasi, pantun masih digunakan saat ada acara lamaran dan pernikahan. Biasanya, para tetua adat akan berpantun di rumah calon mempelai wanita.

Menurunnya frekuensi penggunaan pantun dalam kehidupan masyarakat merupakan indikasi bahwa masyarakat kita sudah kurang peduli terhadap pelestarian warisan leluhur tersebut. Padahal dari berpantun kita dapat mengungkapkan berbagai aspirasi tanpa harus membuat orang lain menjadi tersinggung. Selain itu, pantun juga dapat menjadi media untuk mengasah kehalusan budi masyarakat.

Para tetua adat sudah seharusnya mulai memperkenalkan dan mengakrabkan kembali seni berpantun tersebut. Kita tidak boleh melakukan pembiaran terhadap kondisi pantun yang cukup memrihatinkan tersebut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun