Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Nyepi, Ramadhan, dan Toleransi

23 Maret 2023   09:05 Diperbarui: 23 Maret 2023   09:10 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Hidayah, Bedugul, Bali. (Foto: republika)

Nyepi dan Ramadan 2023

SEBAGIAN orang merasa heran. Sehari jelang masuknya bulan Ramadhan kok terasa agak sepi? Setelah melihat kalender baru menyadari kalau hari itu hari libur. Libur sehubungan Hari Nyepi.

Beruntunglah karena ada selisih satu hari. Seandainya Ramadhan dan Hari Nyepi sama-sama berlangsung hari Kamis, atau lebih ekstrem lagi Jumat, bisa saja akan menimbulkan kemungkinan terjadi gesekan.

Seperti diketahui, Hari Nyepi adalah hari ritual umat Hindu Bali. Pada saat itu mereka berdiam diri di rumah dan dilarang melakukan aktivitas apa pun.  

Sebaliknya, pada bulan Ramadhan umat Islam disyariatkan untuk memperbanyak kegiatan keagamaan. Sehingga dengan begitu dapat menimbulkan adanya dua kepentingan yang bertolakbelakang.

Di tanah air penganut agama Hindu Bali persentasenya memang lebih kecil dibanding Islam dan Nasrani. Meskipun telah menyebar ke seluruh penjuru, namun keberadaan mereka nyaris tidak terlalu terasakan. Mereka mau tidak mau terpaksa mengikuti kebiasaan di tempatnya berada.

Sebaliknya, di Pulau Bali orang Hindu merupakan mayoritas penduduk. Sebagai penduduk terbanyak, wajar jika tempat-tempat peribadatan mereka terdapat di mana-mana. Tapi pada masa kini para pendatang yang berlainan sukubangsa dan agama pun sudah banyak yang bermukim di Pulau Dewata itu. Bahkan,  di Jembrana, Kelungkung, Karangasem, dan  Buleleng, terdapat perkampungan yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Kendati begitu, bak kata pepatah: "Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung," para pendatang ataupun yang minoritas harus larut mengikuti adat istiadat dan tradisi orang tempatan.

Di Hari Nyepi, khususnya di Bali, bukan berarti kegiatan peribadatan umat Islam harus dihentikan. Tapi, sebaiknya umat Islam yang sedang melakukan peribadatan, khususnya puasa Ramadhan, harus bisa menyesuaikan pelaksanaan ibadah. Misalnya, pengeras suara di luar mesjid harus dimatikan. Di dalam mesjid pun sebaiknya ritual agama yang menimbulkan suara agar dikurangi volumenya. Saat datang dan pulang dari mesjid pun harus menyesuaikan dengan yang berlaku pada saat itu.

Jika semua ini bisa berjalan dengan mulus, gesekan-gesekan yang tidak diinginkan pun tidak akan terjadi. Prinsip saling menghargai, saling melakukan tenggangrasa dengan ikhlas, akan menjadi sebuah wujud toleransi yang sangat baik. Selamat merayakan Hari Nyepi, selamat melaksanakan ibadah puasa.

(irwan e siregar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun