Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bak Kemping di Apartemen Mewah

16 Maret 2023   16:54 Diperbarui: 16 Maret 2023   16:59 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tangkapan layar facebook 

BERGAJI lumayan besar tidak otomatis membuat orang bisa tidur nyenyak. Setidaknya inilah yang dialami para pekerja rumahtangga (PRT) di Singapura.

Mereka memang tinggal serumah dengan majikan. Rumah di apartemen yang bagus dan nyaman. Namun, seringkali rumah tersebut tidak memiliki kamar yang cukup. Kamar-kamar sudah diisi tuan rumah, dan anaknya. Bahkan banyak juga mereka yang membawa orangtua tinggal bersama.

Sementara rumah-rumah apartemen yang mirip kandang burung itu terbatas kamarnya. Akibatnya para PRT yang tinggal di sana pun jadi tak memiliki tempat istirahat yang memadai.

Seperti diulas situs theindependent.sg, ada PRT yang tidur di ruang tamu, di dapur, bahkan juga di gudang sempit yang untuk berdiri pun tak bisa. Ibaratnya mereka bak kemping di apartemen mewah.

Media online Singapura ini terinspirasi membahas soal tempat tinggal PRT setelah membaca status di Facebook sebuah grup PRT.

"Hai...apakah semua pembantu mendapatkan (kamar) sendiri untuk tidur? Ada majikan yang mungkin tidak memiliki terlalu banyak kamar. Bagaimana Anda mengatur dan akomodasi seperti apa yang disediakan dalam keadaan seperti itu?" Begitu isi statusnya.

Sebagian besar pembantu yang menanggapi postingan tersebut mengatakan mereka tidak memiliki kamar sendiri untuk tidur. Ada yang harus berbagi kamar dengan orang tua atau anak majikannya. Yang lain mengatakan mereka harus tidur di ruang tamu atau bahkan di dapur.

Awal tahun ini, ada PRT lain yang lebih keras membuat status di media sosial. Ia menyatakan tidak akan menerima pekerjaan apa pun jika dia harus berbagi kamar dengan anak-anak majikan. Ada pula yang menyatakan tidak akan menerima pekerjaan dari majikan mana pun yang tidak dapat memberi mereka ruang pribadi untuk tidur.

"Bagaimana majikan Anda mengatur ruang tidur Anda? Apa pendapat Anda tentang pengaturan seperti itu. Apalagi jika majikan tidak mampu membeli rumah yang lebih besar, sehingga tidak ada kamar tambahan tetapi sangat membutuhkan PRT karena punya anak?" wanita PRT itu menulis. PRT lain memiliki berbagai jawaban dan tanggapan terhadap pertanyaan apa yang akan mereka lakukan jika mereka tidak memiliki kamar sendiri untuk tidur.

Soal kamar tidur bagi para PRT ini memang menjadi masalah yang nampaknya sulit teratasi. Para majikan butuh bantuan PRT untuk menangani urusan rumahtangga. Sebab pasangan suami-isteri biasanya sama-sama bekerja. PRT tak hanya menyuci dan memasak. Tapi juga menjaga anak dan seringkali sekalian mengurus orangtua jompo. Sementara tempat istirahat mereka sangat terbatas. Tak seperti di tanahair yang rumahnya bisa ditambalsulam ke samping, muka, belakang, bahkan juga ke atas. (*)      

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun