Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Perlukah Wartawan di Media Massa?

8 Februari 2023   14:58 Diperbarui: 8 Februari 2023   15:08 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BESOK para awak media akan memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Di usia yang ke 77, boleh dikatakan pers di tanah air sudah demikian berperan memberikan informasi yang dibutuhkan.

Namun, di usia yang semakin matang ini, justru tantangan yang dihadapi dunia pers menjadi semakin berat. Terbukti, media cetak sudah pada bergelimpangan satu persatu alias mengakhiri masa-masa suksesnya bergelimang iklan dan penjualan media. Kegetiran ini tak hanya terjadi di dalam negeri. Namun menyeluruh di seantero dunia.

Sementara media online yang diharapkan sebagai pengganti seperti masih jalan di tempat. Apalagi di era keterbukaan ini hampir setiap saat muncul media online baru. Hal ini menyebabkan  pangsa kue iklan dan kontrak halaman menjadi kian kecil.

Media online pun kini menghadapi tantangan baru yang boleh jadi akan lebih dahsyat lagi. Yakni munculnya media-media sosial dalam berbagai bentuk dan ragam. Baik itu berbentuk teks, audio, maupun video.

Menariknya, karena merupakan media sosial, siapa saja bisa mengirimkan bahan berita. Bermodalkan telepon android, seseorang bisa mengirimkan video suatu peristiwa pada saat kejadian.

Kecepatan memunculkan berita nampaknya belum mampu dikejar media massa yang hanya mengandalkan segelintir wartawan saja. Karena itu kini sering terlihat media massa mengambil bahan berita dari media sosial. Bahkan, sumber berita pun kini cenderung membuat rilis di media sosial semacam twiter, telegram, dan sebagainya.

Melihat kecenderungan semacam ini, wartawan tak harus berpanas berhujan lagi turun ke lapangan memburu berita. Tugas mereka kini sering diambilalih redaktur dengan mencomot bahan berita dari media sosial.

Kalau begitu, boleh jadi suatu saat nanti tenaga wartawan tidak akan dibutuhkan lagi di media massa. Sebab, untuk konfirmasi suatu berita sekarang sudah sering dilakukan via WhatsApp dan media sosial lainnya. Dalam investigasi pun media sosial sudah mulai melakukannya. Baik mengenai lingkungan hidup, polisi yang melakukan pungli, dan sebagainya.

Agaknya waktulah nanti yang akan menentukan apakah wartawan lapangan akan tergerus dari dunia pers. Kendati begitu, ilmu kewartawan jangan ikut terhenti. Sebab, para kontributor di media sosial perlu juga mendapatkan pendidikan jurnalistik. Dengan begitu mereka jadi mengetahui mana informasi yang layak dan tidak layak. Juga bisa mengikuti aturan main seperti diatur dalam kode etik pers. (irwan e siregar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun