Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ayo Datang Melihat Keunikan Siantar

28 Januari 2023   21:20 Diperbarui: 28 Januari 2023   21:32 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMATANGSIANTAR memang unik. Kota rada sejuk yang berada di ketinggian 363 meter dari permukaan laut ini memiliki banyak kelebihan.

Di sini ada beca bermotor unik dan satu-satunya di dunia. Beca itu dijalankan sepeda motor tua bermerek BSA 350 dan 500 CC buatan Inggris pada 1930 sampai 1940-an silam. Semuanya masih berfungsi dengan baik.

Pada 1970-an moda angkutan lainnya pun ikut meramaikan jalan raya di sini. Seperti pedati yang ditarik sapi, angkutan penumpang sado yang ditarik kuda, serta kereta sorong pengangkut barang yang digerakkan tenaga manusia. Tapi sekarang sudah menghilang dari peredaran.

Di tengah kota ini juga ada kebun binatang yang didirikan pada 1936 silam. Berada di lahan seluas 4.5 hektare, kebun binatang ini tampak sejuk dilindungi aneka tanaman tua. Jumlah binatangnya ratusan, dan kabarnya menjadi kebun binatang terlengkap dan terbesar di Sumatera. 

Hingga kini kebun binatang masih buka setiap hari. Pemko Siantar menyerahkan pengelolaannya kepada seorang pengusaha swasta bernama Rahmad
Shah, orangtua dari artis terkemuka ibukota, Raline Shah.

Hasil bumi dari kota ini tinggal hanya sedikit persawahan di pinggir kota. Di awal kemerdekaan Siantar sempat diplot menjadi kota industri. Pemerintah mendirikan pabrik kertas, dan pabrik pemintalan benang rami berskala besar waktu itu. Sayang, tidak berjalan lama. Kini masih ada beberapa pabrik rokok putih dan kretek serta korek api. Juga ada pabrik es yang kini lebih mengutamakan pengolahan minuman berkarbon.

Siantar diuntungkan karena berada di tengah aneka perkebunan. Sawit, karet, teh, dan coklat. Para pekerja perkebunan datang berbelanja ke Siantar setiap gajian besar dan kecil, sehingga roda perekonomian menjadi lebih dinamis. Anak-anak mereka pun umumnya sekolah di Siantar.

Siantar juga bisa disebut kota multirasial. Ada orang Batak, Melayu, Jawa, Banjar, Tionghoa, India/tamil. Penganut agamanya pun beragam. Hampir setiap tahun kota ini mendapat predikat sebagai salah satu kota paling toleran. Padahal banyak yang menjuluki Siantar sebagai kota preman karena kehidupan warganya yang keras. Tingkat kejahatan dengan kekerasan, seperti perampokan, juga terbilang tidak besar.

Dari Medan ke Siantar bisa ditempuh sekitar 2,5 jam. Tapi dengan dibukanya jalan tol, hanya sejaman sudah sampai. Menariknya bisa juga dengan naik kereta api.

Kuliner Siantar, terutama masakan Cina, sudah tersohor ke mana-mana. Bagi yang nonmuslim ada pula makanan khas Batak dengan aneka variasi. Sedangkan makanan halal tersebar di seluruh penjuru. Setiap malam ada pusat jajanan di jalan Sabang Merauke yang selalu ramai dikunjungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun