Mohon tunggu...
Irwan
Irwan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemula

Memberikan upaya terbaik untuk menjadi berpengaruh.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Pandemi COVID-19 pada UMKM dan Upaya untuk Menghadapi Tantangan Tersebut

5 Agustus 2021   21:26 Diperbarui: 5 Agustus 2021   22:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Usaha Mikro Kecil serta Menegah( UMKM) ialah urat nadi perekonomian wilayah serta nasional. Secara universal UMKM dalam perekomian nasional mempunyai kedudukan selaku pemeran utama dalam aktivitas ekonomi, penyedia lapangan kerja terbanyak, pemain berarti dalam pegembangan perekonomian local serta pemberdayaan warga, pencipta pasar baruserta sumber inovasi, dan kontribusinya terhadap neraca pembayaran. Selain itu, UMKM juga memiliki peran penting khususnya dalam perspektif peluang kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan serta pengurangan kemiskinan, dan UMKM pula berfungsi dalam pembangunan ekonomi pedesaan.

Terdapatnya Pandemi Covid 19 di akhir tahun 2019 jadi permasalahan dunia internasional tercantum di Indonesia. Pandemi Covid 19 membagikan implikasi ekonomi, sosial, serta politik nyaris di segala negeri, pasti mengecam juga perekonomian nasional Indonesia di zona pariwisata, perdagangan, serta investasi. ndonesia yang didominasi oleh keberadaan Usaha Mikro, Kecil, serta Menengah (UMKM) selaku tulang punggung perekonomian nasional pula terdampak secara sungguh- sungguh tidak saja pada aspek total penciptaan serta nilai perdagangan hendak tetapi juga pada jumlah tenaga kerja yang wajib kehabisan pekerjaannya sebab pandemi ini. 

Pada aspek UMKM, terdapatnya pandemi ini menimbulkan turunnya kinerja dari sisi permintaan ( konsumsi dan energi beli warga) yang kesimpulannya berakibat pada sisi suplai yakni pemutusan hubungan kerja serta ancaman macetnya pembayaran kredit.

Dalam suasana pandemi ini, bagi KemenkopUKM terdapat dekat 37. 000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat sungguh- sungguh dengan terdapatnya pandemi ini diisyarati dengan dekat 56 persen memberi tahu terjalin penyusutan penjualan, 22 persen memberi tahu kasus pada aspek pembiayaan, 15 persen memberi tahu pada permasalahan distribusi benda, serta 4 persen memberi tahu kesusahan memperoleh bahan baku mentah (https://www.thejakartapost.com). 

Masalah- masalah diatas pula terus menjadi meluas bila berhubungan dengan terdapatnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Warga( PPKM) yang diterapkan di sebagian daerah di Indonesia. Merujuk pada peraturan Menteri Dalam Negara Nomor. 17/ 2021 tentang pedoman PPKM dalam rangka percepatan penindakan COVID- 19, PPKM meliputi zona tertentu semacam perkantoran sistem WFH, aktivitas belajar secara daring, pusat perbelanjaan yang dibatasi serta zona ensensial tercantum pembatasan terhadap pergerakan orang serta/ ataupun barang untuk satu provinsi atau kabupaten/ kota tertentu buat menghindari penyebaran COVID- 19 (https://covid19 .go.id)

Akibat ekonomi akibat pandemi Covid 19 pula dialami zona UMKM. Bersumber pada hasil survei Katadata Insight Center( KIC) yang dicoba terhadap 206 pelakon UMKM di Jabodetabek, kebanyakan UMKM sebesar 82, 9% merasakan akibat negatif dari pandemi ini serta cuma 5, 9% yang hadapi perkembangan positif. Keadaan Pandemi ini apalagi menimbulkan 63, 9% dari UMKM yang terdampak hadapi penyusutan omzet lebih dari 30%. 

Cuma 3, 8% UMKM yang hadapi kenaikan omzet. Survei KIC tersebut pula menampilkan para UMKM melaksanakan beberapa upaya buat mempertahankan keadaan usahanya. Mereka melaksanakan beberapa langkah efisiensi semacam merendahkan penciptaan benda/ jasa, kurangi jam kerja serta jumlah karyawan serta saluran penjualan/ pemasaran. Walaupun begitu, terdapat pula UMKM yang mengambil langkah kebalikannya, yaitu menambah saluran pemasaran selaku bagian strategi bertahan( https:// berkas. dpr. go. id). 

Sedangkan itu, hasil survei dari sebagian lembaga semacam BPS, Bappenas, serta World Bank menampilkan kalau pandemi ini menimbulkan banyak UMKM kesusahan melunasi pinjaman dan membayar tagihan listrik, gas, serta pendapatan karyawan. 

Apalagi sebagian di antara lain terpaksa hingga wajib melakukan PHK. Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya mendapatkan bahan baku, permodalan, pelanggan menyusut, distribusi serta penciptaan terhambat. Tidak hanya itu, pergantian Sikap Konsumen serta Peta Kompetisi Bisnis pula butuh diduga oleh para pelaksana usaha sebab terdapatnya pembatasan aktivitas. Konsumen lebih banyak melaksanakan kegiatan di rumah dengan menggunakan teknologi digital. Sebaliknya pergantian lanskap industri serta peta kompetisi baru diisyarati dengan 4 karateristik bisnis yaitu Hygiene, Low- Touch, Less Crowd, serta Low- Mobility( https:// berkas. dpr. go. id).

        Berdasarkan hasil temuan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diberikan rekomendasi untuk mempercepat pemulihan UMKM,

  • Untuk pemerintah wilayah, sebaiknya sediakan tempat pusat pemasaran produk UMKM( sejenis pusat pasar oleh- oleh). Nantinya tempat tersebut hendak dijadikan tempat promosi sekalian tempat penjualan produk UMKM.
  • Untuk Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi serta UKM, sebaiknya melaksanakan aktivitas pelatihan serta pendampingan yang menunjang pemasaran berbasis online( digital marketing). Aktivitas tersebut sebaiknya dicoba secara berjenjang serta berkepanjangan buat membenarkan pelakon UMKM mempunyai keahlian dalam menyesuaikan diri dengan pertumbuhan pasar.
  • Adapun materi pelatihan yang diartikan berbentuk, Tata kelola serta tata metode pemakaian media sosial, semacam facebook, Instagram, marketplace, serta sejenisnya. Pengenalan serta implementasi online mobilization mix( bauran mobilisasi online) meliputi share, hype, actionable, relevant dan emotional. Bauran pemasaran ini selaku reaksi terdapatnya pergantian pasar. Era connected society merupakan masa dimana teknologi muncul dalam tiap kegiatan manusia serta merubah kehidupan manusia tercantum merubah pasar( sikap konsumen). Pelatihan buat tingkatkan keahlian packaging( kemasan produk). Keahlian ini absolut dibutuhkan selaku bentuk reaksi terhadap tuntutan pasar. Pelatihan terpaut branding produk Sepanjang ini keahlian ini relatif terabaikan, sebab terdapat kecenderungan pelakon UMKM lebih focus dalam kegiatan penciptaan. Pelatihan terpaut self motivation( motivasi diri) dengan menghadirkan coaching ataupun motivator yang kompeten. Aktivitas ini berarti dilakukan buat memompa serta menjaga semangat pelakon UMKM dan siap mengalami seluruh tantangan yang terdapat.
  • Untuk pelakon UMKM, mesti melaksanakan rekonstruksi diri dengan tingkatkan jiwa wirausaha, tingkatkan ketahanmalangan usaha, melaksanakan legalisasi usaha, serta terutama sebaiknya merubah metode berpikir sehingga lebih siap bertransformasi mengarah marketing digital system

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun