Mohon tunggu...
Vinofiyo
Vinofiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh negara

Pria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Harimau Tjampa" dan Aktornya yang Hilang

20 Februari 2020   17:13 Diperbarui: 20 Februari 2020   17:14 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sewaktu kecil, ibu saya sering bercerita tentang kakeknya yang bernama Malin Marajo. Sudah biasa memang ibu saya menceritakan tentang orang-orang tua dizaman dahulu. Tetapi saya selalu tertarik dan mau saja mendengar cerita berulang terutama menyangkut kakeknya yang bernama Malin Marajo. 

Menarik buat saya karena sosok yang diceritakannya adalah seorang pendekar silat dan merupakan jagoan atau jawara di Kota Batusangkar. Menurut ibu saya, tidak ada "parewa"(preman kalau istilah zaman now) yang berani mengganggu karena tahu ia cucu Malin Marajo. Tapi bagian paling menarik buat saya adalah cerita Malin Marajo yang menjadi juara Pekan Olahraga Nasional (PON) II cabang pencak silat dan pernah membintangi film "Harimau Tjampa".

Saya adalah generasi ketika mesin ketik menguasai dunia, sehingga saya hanya bisa mengira-ngira saja sosok yang digambarkan ibu. Ketika sudah berada di zaman internet, iseng-iseng saya cari di youtube dan ketemulah film Harimau Tjampa, meski hanya cuplikan. Tidak apa, karena memang di awalnya tercantum  nama Malin Marajo, juara silat PON II. Tinggal menebak mana kira-kira kakek ibu yang juga kakek buyut saya. Terlihat di cuplikan adegannya tentang seorang guru silat yang posturnya tinggi dan wajahnya agak familiar bagi saya. Mungkin inilah orangnya.

Hasil temuan di youtube saya konfirmasikan kepada ibu dan tebakan saya benar, si guru silat itulah kakeknya. Belakangan saya menemukan versi lengkapnya, ternyata Malin Marajo memerankan guru silat yang bernama Saleh. Dari adegan ia melatih muridnya Lukman (diperankan aktor Bambang Hermanto), saya lihat langkah silatnya persis seperti silat Kumango yang pernah diajarkan oleh almarhum paman kepada saya dan alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah dipraktekkan karena memang saya tidak memiliki bakat (kata lain untuk kurang nyali).

Bagaimanakah filmnya ?. Untuk zaman itu (1950 an) film ini fenomenal dan kabarnya meraih penghargaan. Film berlatar budaya Minangkabau yang menampilkan suasana kehidupan sehari-hari, budaya dan tentu saja silat Kumango yang hingga saat sekarang masih dianggap sebagai salah satu silat ternama di Sumatera Barat. Jalan ceritanya saya tidak akan membahasnya karena sebelumnya sudah pernah dimuat di Kompasiana, lagipula saya bukan kritikus film yang baik. Namun supaya tulisan ini ada artinya  saya akan melanjutkan dengan kisah akhir hidup Malin Marajo.

Tidak seperti aktor yang lain yaitu Bambang Hermanto yang memerankan tokoh Lukman, ataupun RD. Ismail (Datuk Langit) yang melanjutkan karirnya di dunia perfilman, Malin Marajo justru memilih jalan lain. Sewaktu meletus pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat pada tahun 1958, ia menjadi komandan batalyon Harimau Tjampa dan berjuang di pihak PRRI menghadapi Tentara Pusat. 

Setelah pemberontakan berakhir pada tahun 1961, Malin Marajo kembali menjalani hidup sebagai rakyat biasa namun tidak lama karena beberapa waktu kemudian segerombolan OPR mendatangi rumahnya.

OPR adalah singkatan dari Organisasi Perlawanan Rakyat yang beraliran kiri dan disebut dekat dengan PKI. Nama Latief dan Untung yang kelak mencetuskan pemberontakan G30S/PKI disebut-sebut ikut membina gerombolan ini. Anggotanya kebanyakan terdiri dari Pemuda Rakyat yang terkenal kekejaman dan kebengisannya. Gerombolan inilah yang mendatangi rumah Malin Marajo yang dikenal sebagai sosok anti PKI.

Niat mereka sudah jelas tidak baik dan memang mereka kemudian beramai-ramai mengeroyok Malin Marajo, namun karena pendekar silat maka mereka tidak dapat menundukkannya. Namun Malin Marajo tewas juga ketika salah seorang gerombolan menembaknya dari belakang. 

Malin Marajo meninggal tanpa ada yang berani membantu karena takutnya warga dengan OPR. Jasadnya kemudian dibawa dengan truk, dan hingga sekarang anak cucunya tidak tahu dimana ia dikuburkan. Berakhirlah kisah pendekar sikat peraih medali emas PON II dan aktor film Harimau Tjampa. Semoga beliau diterima disisi Allah swt.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun