Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Imbas Skandal Data EoDB China, Bank Dunia Hentikan "Doing Business Report"

26 September 2021   10:24 Diperbarui: 27 September 2021   07:30 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah penyimpangan data Doing Business 2018 dan 2020 dilaporkan secara internal pada Juni 2020, manajemen Bank Dunia menghentikan sementara laporan Doing Business periode berikutnya dan memulai serangkaian tinjauan dan audit atas laporan dan metodologinya.

Begitulah kutipan pengumuman resmi Bank Dunia yang memutuskan untuk menghentikan sementara seri laporan tahunan Doing Business oleh Bank Dunia. Kebijakan ini dapat mempersulit investor dalam melakukan investasi, di mana mereka harus meletakkan uang mereka.

Beberapa investor menyatakan kekecewaannya dipicu oleh kabar bahwa para pemimpin Bank Dunia mengintervensi stafnya untuk meningkatkan skor untuk China dalam laporan penting dan berpengaruh terkait peringkat negara dalam kemudahan bisnis.

Laporan yang diterbitkan sejak 2003 telah menjadi referensi penting bagi bank dan bisnis. Penghentian laporan tersebut tentu saja akan berdampak bagi referensi bisnis di seluruh dunia.

Investigasi oleh firma hukum Wilmer Hale, atas permintaan komite etika Bank Dunia, menemukan bahwa kepala Bank Dunia termasuk Kristalina Georgieva, yang saat ini menjabat kepala Dana Moneter Internasional telah melakukan intervensi untuk meningkatkan skor China dalam laporan Ease of Doing Business tahun 2018. Pada saat itu, pemberi pinjaman multilateral yang berbasis di Washington sedang mencari dukungan China untuk mendapatkan dana yang besar.

Rawan Manipulasi

Para ekonom mengatakan laporan-laporan semacam itu memang berguna tetapi telah lama rentan dimanipulasi. Mereka mengatakan beberapa pemerintah, terutama di negara-negara pasar berkembang yang ingin menunjukkan kemajuan dan menarik investasi, dapat menjadi terobsesi dengan posisi mereka dalam laporan, yang menilai segala sesuatu mulai dari kemudahan membayar pajak hingga kepastian hukum.

Namun hampir semua otoritas investasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia sepakat bahwa tugas meningkatkan iklim bisnis tidak terkait dengan keberadaan peringkat apa pun, peringkat hanyalah tolok ukur saja.

Namun, penelitian yang pernah dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa arus investasi asing langsung lebih tinggi untuk ekonomi yang berkinerja lebih baik dalam laporannya.

Lebih jauh Charles Robertson, kepala ekonom di Renaissance Capital, mengatakan skor kemudahan melakukan bisnis telah kehilangan kredibilitas selama bertahun-tahun. Beberapa negara bahkan tak menjadikan data kemudahan bisnis dari Bank Dunia sebagai dasar kebijakan untuk meningkatkan investasi.

Manajer investasi negara berkembang yang berfokus pada pasar Ashmore Group melibatkan penyedia data pihak ketiga yang menggunakan temuan Doing Business sebagai salah satu sumber mereka, tetapi pada akhirnya mengandalkan penelitiannya sendiri untuk keputusan investasi.

Ketika perusahaan ingin melakukan investasi asing langsung, laporan tersebut merupakan peta jalan yang berguna untuk memahami di mana potensi masalah investasi.

Mempertaruhkan Kredibilitas Bank Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun